Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap Boxing Day atau natal datang, Eropa dan dunia sering kali mengenang laga sepak bola perdamaian antara serdadu Inggris dan Jerman yang terjadi pada 1914.
Namun, pertandingan itu bukan satu-satunya laga penting yang terjadi pada Boxing Day.
Enam tahun setelahnya, atau pada Boxing Day 1920, Goodison Park juga menggelar pertandingan yang tercatat dalam lembaran sejarah sebagai salah satu laga sepak bola wanita dengan jumlah penonton terbanyak, yaitu antara Dick, Kerr Ladies FC melawan St Helen Ladies.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total 53 ribu orang memadati stadion untuk menyaksikan kedua kesebelasan wanita tersebut. Itu pun dengan catatan bahwa ada 14 ribu orang lainnya yang terjebak di luar dan tak bisa masuk karena tak kebagian tempat.
Akibat Perang Dunia Pertama
Pada era perang dunia pertama, sepak bola wanita memang sempat mengalami masa kejayaan.
Pasalnya kala itu laki-laki bertugas untuk pergi ke medan perang, sehingga wanita pun mengisi sendi-sendi kehidupan masyarakat dengan menjalani berbagai profesi.
Bahkan, kaum wanita juga tak segan untuk melakukan pekerjaan yang sebelumnya dianggap terlalu berbahaya untuk dilakukan seorang wanita, seperti menjadi pekerja pabrik dan bermain sepak bola.
Sepak bola wanita sendiri lahir di kalangan para pekerja pabrik senjata.
Untuk mengisi luang di sela-sela pekerjaan, serta untuk memperkuat ikatan dan persahabatan antar pekerja, para buruh pabrik wanita kerap mengolah si kulit bundar di atas lapangan.
Jika semula sepak bola dianggap sebagai kegiatan yang tak cocok dengan perawakan wanita yang gemulai, aktivitas bermain bola kemudian dinilai pantas dilakukan karena bisa membuat kesehatan serta moralitas pekerja pabrik terjaga.
Dari pabriklah sepak bola wanita lalu berkembang ke arah lebih profesional. Masing-masing ikatan pekerja di setiap pabrik kemudian membentuk kesebelasan yang akan bertanding satu sama lain.
Semula, laga sepak bola wanita digelar sebagai laga-laga amal, dengan sumbangan akan diberikan untuk dana pengobatan para serdadu yang terluka.
Namun, seiring dengan semakin banyaknya kesebelasan wanita, masyarakat Inggris mulai menikmati laga-laga tersebut untuk menyaksikan kemampuan dan teknik yang dipertontonkan oleh para pesepak bola wanita, dan bukan sekadar datang untuk beramal.
Piala Munitionettes (kompetisi antar pekerja pabrik senjata) pertama digelar pada Agustus 1917, dengan Blyth Spartans mengalahkan Bolckow Vaughan dari Middlesbrough dengan skor 5-0.
Satu tim yang paling terkenal di era itu adalah Dick, Kerr Ladies FC dari area Preston yang muncul dari pabrik milik Dick, Kerr & Co Ltd. Meski baru dibentuk pada 1917, tim ini akan terkenal ke seluruh dunia dan nantinya bahkan menjalani tur ke Perancis dan Amerika Serikat.
Laga pertama untuk Dick, Kree Ladies FC sendiri terjadi pada Boxing Day 1917, yaitu dengan disaksikan lebih dari 10 ribu orang.
Dihentikan FADimulai dengan perang dunia, kejayaan sepak bola wanita pun berakhir seiring dengan usainya perang dunia pertama.
Dengan para pria yang tak lagi pergi ke medan perang, para wanita pun dipaksa kembali untuk mengisi tempat mereka yang "seharusnya" dalam masyarakat. Sepak bola tak lagi dilihat sebagai aktivitas yang bisa menguatkan raga, namun dianggap terlalu berlebihan untuk ukuran fisik seorang wanita.
Kala Dick, Kerr Ladies FC meraih puncak kepopuleran mereka di Inggris pada 1921, Football Association (FA) secara resmi melarang keberadaan sepak bola wanita. Mereka bahkan melarang klub Inggris untuk meminjamkan lapangan untuk laga-laga sepak bola wanita.
Dick, Kerr Ladies FC dan beberapa kesebelasan wanita lain memilih tidak membubarkan diri dan sempat mengadakan laga melawan tim dari luar Inggris. Namun, semakin populernya sepak bola pria membuat keberadaan sepak bola wanita semakin tersingkirkan.
Larangan ini baru dicabut oleh FA 50 tahun kemudian, atau tepatnya pada 1971. Pada tahun yang sama, UEFA juga mendorong agar asosiasi sepak bola di tiap negara mengurus sepak bola wanita.
Namun apa daya, budaya sepak bola wanita yang terbentuk selama perang dunia itu pun seolah lenyap tak berbekas dan baru menemukan nyawa dalam satu dekade ke belakang.
Setelah laga Dick, Kerr Ladies FC yang menarik perhatian 53 ribu penonton pada 1920, butuh waktu hingga 94 tahun kemudian agar sepak bola wanita di Inggris mampu mendapatkan demikian besar perhatian masyarakat.
Tepatnya ketika timnas Inggris berlaga dalam pertandingan persahabatan melawan Jerman di stadion Wembley pada akhir November 2014 lalu. Jumlah penontonnya pun "hanya" 46 ribu, lebih sedikit dari laga yang dilakukan oleh Dick, Kerr Ladies FC.
Meski demikian, jumlah tersebut tercatat sebagai jumlah penonton terbanyak di Stadion Wembley, mengalahkan timnas pria Inggris.