Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi para insan pecinta olahraga, duel antara tim atau atlet yang berkualitas nan bergengsi adalah yang dinanti-nantikan. Namun apa jadinya bila yang juara adalah itu-itu saja? Atau malah tim atau atlet itu tak kunjung menuai kemenangan?
Berikut adalah tiga momen olahraga yang tak menimbulkan rasa heran versi CNN Indonesia yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Dominasi Serena Williams di Amerika Serikat Terbuka
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petenis profesional Amerika bernama lengkap Serena Jameka Williams ini seperti tidak memiliki saingan dalam kompetisi yang diselenggarakan di hadapan pendukungnya sendiri tersebut. Berkali-kali petenis berusia 33 tahun ini juara, juara, dan juara lagi.
Pada 2014 ini ia pun sukses mendapatkan gelar keenam Amerika Serikat Terbukanya untuk yang ketiga secara beruntun dan mencatatkan diri sebagai petenis dengan 18 gelar grand slam.
Dalam satu dekade terakhir, Serena Williams sendiri mencatatkan berbagai prestasi dan penghargaan, tak terkecuali dengan tahun ini.
Di bawah ini adalah segelintir prestasi dan penghargaan di tahun 2014 dari perempuan kelahiran Saginaw, Michigan, Amerika Serikat:
- Perempuan pertama yang memenangkan US$60.000.000 di career prize money
- Petenis tertua yang bertahan di peringkat pertama (32 tahun, 11 bulan, 17 hari) pada 13 September 2014
- Mendapat rekor pendapatan 1 juta dolar dalam 15 musim atau lebih dari perempuan lainnya dari 1999-2005 dan 2007-2014
- Rentang terpanjang pertama perolehan gelar US Open, pertama (1999) dan terakhir (2014)
- TIME Magazine 100 Most Influential People
- Forbes The Celebrity 100 (No.69)
- Teen Choice Awards ñ Female Athlete Award
- US Open Series Champion
- Harris Poll Top 10 Favorite Female Sports Star (No.1)
- WTA Player of the Year
- ESPN Tennis WTA Player of the Year
- Juara Tunggal Putri ITF
2. Dominasi Bayern MunichSalah satu klub yang patut diacungkan jempol berkali-kali adalah Bayern Munchen. Prestasi Der FCB juga seakan-akan menimbulkan kesan bahwa tidak ada yang lebih baik dari mereka khususnya di Bundesliga musim 2013/2014 yaitu dengan Die Bayern menjadi juaranya.
Di ajang Piala DFB-Pokal, Munich juga merebut gelar juara. Terakhir, Die Roten kembali menang 4-0 melawan Hoffnheim di Allianz Arena (22/11) dan membuat mereka memegang erat gelar puncak klasemen Bundesliga untuk mendapatkan gelar ketiga beruntunnya.
3. Kegagalan Beruntun Indonesia di Semua CabangSiapa yang tidak tahu tentang nir prestasi olahraga Indonesia khususnya di cabang sepakbola? Tahun ini, tim nasional sepakbola Indonesia pun kembali tidak menuai prestasi.
Kegagalan tim nasional senior Indonesia di Piala AFF 2014 kemarin sekaligus menutup akhir tahun sepakbola Indonesia dengan kelam.
Sejalan dengan para seniornya, tim nasional U-14 dan U-17 juga tidak berpresasi di Japan-ASEAN Football Exchange Programme. Demikian pula dengan U-19 yang tidak dapat memperoleh trofi di Piala AFF U-19, atau timnas U-23 yang alami kegagalan di ASEAN Games 2014.
Bulutangkis yang menjadi cabang olahraga andalan bangsa Indonesia agak lebih baik dengan sepakbola.
Pasukan Merah Putih sukses membawa pulang dua gelar pada All England 2014 (04-09/03 setelah pasangan Owi/Butet kembali menginjak podium sesuai menaklukkan pasangan Cina, Zhang Nan/Zhao Yunlei dua gim langsung 21-13, 21-17.
Akan tetapi, jelang akhir tahun 2014, performa olahraga raket tersebut menurun. Indonesia hanya meraih satu kemenangan dari empat wakil yang tampil di ajang bulutangkis BWF Super Series Finals 2014.
Kemenangan itu dipersembahkan pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana pada pertandingan terakhir Grup B di Hamdan Sports Complex, Dubai, Jumat (19/12).
Tahun depan, masyarakat Indonesia tentunya berharap prestasi dan penghargaan dari insan olahraga Indonesia.