MENGENANG SMOKIN JOE

Joe Frazier dan Hook Kiri Legendaris di Dunia Tinju

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Senin, 12 Jan 2015 20:54 WIB
Salah seorang petinju legendaris sepanjang masa, Joe Frazier dikenal karena hook kiri dan trilogi pertarungannya dengan Muhammad Ali.
Joe Frazier tutup usia pada usia 67 tahun karena terkena kanker hati. Karier tinjunya terentang selama 11 tahun. (Getty Images/Browes)
Jakarta, CNN Indonesia -- Joseph William Frazier adalah seorang bocah desa yang tinggal dengan pepatah lama: "ketika Anda pergi ke pesta yang meriah, Anda berdansa dengan orang yang membawa Anda."

Dalam kasus laki-laki yang akrab dipanggil Joe Frazier ini, orang yang membawa Frazier ke suatu pesta bisa diartikan sebagai pukulan hook kirinya.

Dalam bahasa Inggris, hook berarti kait. Dalam istilah tinju, hook adalah sebuah pukulan yang dilakukan dari samping layaknya ayunan celurit yang mengait itulah yang menjadi andalan Frazier.
Jika kau memukul Frazier, ia menyukainya. Jika kau membuatnya jatuh, kau hanya membuatnya marahGeorge Foreman

Bagian samping rahang lawan menjadi targetnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu bogem dari tangan kirinya dapat dapat langsung merobohkan lawan jika dilayangkan dengan tepat dan keras. Itu sebabnya hook menjadi salah satu pukulan yang mematikan untuk menjungkirbalikkan lawan.

Meski demikian, hook kiri yang berbahaya dan gelar petinju terbaik kelas-berat di dunia, tidak ia dapatkan begitu saja dalam waktu singkat.

Batu Loncatan

Putra dari seorang petani bagi hasil di Carolina Selatan, Frazier menjadi petinju karena suatu kebetulan belaka.

Pertama kali ia pergi ke sebuah pusat kebugaran, tujuannya hanya untuk membentuk badannya. Singkat cerita, laki-laki berkebangsaan Amerika Serikat itu tertarik pada tinju dan mulai bertarung secara kompetitif dan menjadi satu dari amatiran terbaik kelas-berat di negaranya.

Kariernya melonjak naik saat ia menggantikan Buster Mathis di uji coba Olimpiade 1964.

Mathis yang sebelumnya terpilih ke dalam tim tinju mewakili Amerika Serikat, harus rela mundur karena cedera beberapa saat sebelum Olimpiade digelar.

Kekosongan Mathis kemudian digantikan Frazier yang sukses pulang kembali ke negaranya dengan medali emas dari Pertandingan Olimpiade Tinju Kelas-Berat yang diadakan di Tokyo tersebut.

Di partai final, Frazier sendiri sempat bertarung dengan jempol tangan kiri yang retak. Namun ia tak mau mengatakan hal tersebut pada siapapun karena takut akan dilarang bertanding.

Frazier pun terpaksa mengakali kondisi tersebut dengan berkali menyarangkan tinju tangan kanannya -- sesuatu yang sebelumnya jarang ia lakukan.

Joe Frazier ketika bertanding dengan jempol tangan kiri yang retak di laga final olimpiade 1964. (Getty Images/Keystone)


Profesional

Frazier lalu memutuskan untuk serius menjadi petinju profesional di bawah bimbingan Yank Durham pada 1965.

Ia sempat membungkus 11 kemenangan berturut-turut sampai akhirnya ia bertemu pria tangguh, Oscar Bonavena, pada bulan September 1966.

Petinju Argentina sempat tersebut menjatuhkan Frazier dua kali dalam satu ronde, tetapi Smokin Joe' bangkit -- menunjukan kualitas dan karakter yang nantinya menjadi ciri khasnya sepanjang karier, kepada para penonton yang hadir di Madison Square Garden pada saat itu -- untuk menang 10-ronde dalam keputusan bulat.

Membuat Ali dekat dengan Maut

Dari tahun 1969-70, karier Frazier begitu cemerlang hingga akhirnya ia harus bertemu dengan Muhammad Ali dan George Foreman. Harus diakui, kedua orang tersebut bukan merupakan lawan yang mudah.

Tahun 1973 di Kingston, Jamaika, Foreman menjatuhkan Frazier enam kali sebelum pertandingan dihentikan pada Ronde 2.

"Jika kau memukulnya, ia menyukainya. Jika kau membuatnya jatuh, kau hanya membuatnya marah," kata Foreman mengenang Frazier seperti dilansir dalam situs New York Times.

Smokin Joe' mengalahkan Joe Bugner dalam pertandingan berikutnya, namun kalah melawan Ali pada pertandingan ulangan bulan Januari 1974 meski sempat menang melawannya pada tahun 1971.

Namun, pertarungan paling terkenal di antara Ali dan Frazier terjadi pada pertarungan ketiga yaitu yang dikenal dengan "Thrilla in Manilla"

Ali menyebut pertarungan tersebut sebagai "pertama kalinya ia begitu dekat dengan maut." Kedua petinju bertarung dan saling mengirimkan pukulan selama 14 ronde dalam salah satu laga tinju paling brutal sepanjang masa.

Laga tersebut berhenti ketika Eddie Futch memerintahkan Frazier untuk stop di ronde ke-15, meski Frazier masih ingin terus bertinju dengan mata kiri yang sudah tak bisa melihat dan mata kanan yang bengkak.  

Frazier pensiun dari dunia tinju pada tahun 1976. International Boxing Research Organization (IBRO) menilai Frazier termasuk di antara sepuluh terbaik kelas-berat terbesar sepanjang masa.

Diserang kanker liver, petinju kelahiran Beaufort itu menutup usianya pada usia 67 tahun (12 Januari 1944 - 7 November 2011) di Philadephia, Pennsylvania, Amerika Serikat.

"Joe mempunyai banyak teman, dan saya adalah salah satunya," kata Ali. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER