PIALA ASIA

Zheng Zhi dan Impian Membangunkan Raksasa Sepak Bola

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 14 Jan 2015 15:50 WIB
Di era Zheng Zhi menjadi pemain, negara Tiongkok sudah mengalami kebangkitan di sektor ekonomi, namun belum juga menjadi raksasa sepak bola.
Kapten tim nasional Tiongkok, Zheng Zhi, pernah membela klub Inggris, Charlton Athletic. (Getty Images/Ian Walton)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dari semua pemain di tim nasional Tiongkok, kapten mereka, Zheng Zhi, mungkin merupakan pemain yang paling sering mendengar negaranya disebut sebagai 'raksasa tidur' di dunia sepakbola.

Pemain berusia 34 tahun yang memulai debutnya di timnas saat negara Tirai Bambu tersebut mampu menembus putaran final Piala Dunia 2002 tersebut, sempat menjadi tumpuan harapan masa depan sepakbola Tiongkok.

Namun lebih dari 12 tahun kemudian, impian Zheng belum juga terwujud meski negaranya merupakan 'raksasa' di bidang ekonomi dan juga memiliki sumber daya sebanyak 1,3 juta jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiongkok yang seringkali melontarkan bahwa sepakbola modern berakar dari permainan yang muncul di era Dinasti Han lebih dari 2000 tahun lampau, tidak kunjung mencapai prestasi di era modern.

Rentetan skandal pengaturan skor di liga profesional telah menyeret sejumlah pemain, wasit, pihak pengurus klub, dan juga otoritas sepakbola Tiongkok ke balik jeruji penjara.

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pun telah menyatakan bahwa skandal pengaturan skor itu telah membuat malu negara dengan populasi terbesar di dunia tersebut.

Zheng sendiri menjadi satu-satunya pemain yang masih bertahan di timnas sejak Piala Asia 2004, saat mereka dikalahkan Jepang di hadapan suporter sendiri.

Satu bulan kemudian, Zheng kembali menjadi sorotan setelah ia menjadi aktor yang menggagalkan impian Tiongkok lolos ke Piala Dunia 2006.

Membutuhkan delapan gol saat menghadapi Hong Kong, Zheng gagal mengeksekusi tendangan penalti. Padahal jika saja penalti Zheng masuk, Tiongkok mungkin saja melaju ke Piala Dunia 2006, karena saat itu mereka sedang unggul degan skor 7-0.

Hal tersebut membuat banyak suporter Tiongkok, yang sudah lelah dengan korupsi di liga mereka, mencurigai hasil tersebut telah diatur.

Arah yang Benar

Zheng sebenarnya merupakan salah satu kisah sukses pesepakbola di Tiongkok.

Dirinya telah beberapa kali menembus kompetisi Eropa, setelah bermain untuk Charlton Athletic di Liga Primer Inggris, serta Glasgow Celtic di Liga Skotlandia.

Bahkan, setelah ia kembali ke liga domestik bersama Guangzhou Evergrande, Zheng berhasil menjadi pemain terbaik Asia pada 2013 lalu.

Kini, sebagai satu-satunya pemain berusia di atas 30 tahun di timnas Tiongkok, ia diharapkan sang pelatih, Alain Perrin, dapat menjadi figur pemimpin untuk membawa para pemain muda Tiongkok mengakhiri 'era kegelapan' di dunia sepakbola mereka.

Kemenangan tipis 1-0 atas Arab Saudi pada partai pembuka grup B Piala Asia 2015 di Australia jua kembali menimbulkan optimisme rakyat Tiongkok akan masa depan sepakbola mereka.

"Sebagaimana yang Anda ketahui, setelah Piala Dunia, sepakbola Tiongkok mengalami masa-masa kegelapan. Tetapi, setelah yang kami lalui, tim ini mulai menuju arah yang benar," ujar Zheng sebalum turnamen sepakbola terbesar di Asia ini dimulai.

Kemenangan atas Uzbekistan di Brisbane, Rabu (14/1) nanti, akan memastikan Tiongkok lolos ke babak delapan besar, sekaligus membuka tirai masa depan negara raksasa tersebut. (mar/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER