Bata, CNN Indonesia -- Keluhan mengenai fasilitas akomodasi dan berlatih di ajang di Piala Afrika 2015 mendominasi isu menjelang turnamen yang akan dimulai pada hari Sabtu (17/1) di Guinea Ekuator itu.
Kurangnya kamar hotel, buruknya fasilitas latihan bahkan sistem suara di Stadion Bata membuat geram beberapa pelatih yang akhirnya mengkritisi organisasi penyelenggara acara tersebut.
Tercatat, dua tim telah berganti hotel tak lama setelah mereka tibanya di Bata; tim Kongo yang kekurangan kamar dan tim Burkina Faso yang enggan satu tempat bersama rombongan media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara tim Tunisia, menghabiskan malam pertama mereka di Ebebiyin tanpa listrik.
"Tidak ada yang terorganisir, beberapa pemain dan staf tidak memiliki kamar," kata pelatih tim Kongo, Claude Le Roy, seperti yang dikutip dari
Reuters pada Sabtu (17/1).
"Hal ini membuat saya sedih, karena para pemain saya belum pernah berpartisipasi dalam Piala Afrika sebelumnya. Mereka mengharapkan sesuatu dari sebuah perayaan. Tapi ketika mereka tiba, keadaan sudah benar-benar kacau. Mereka bertanya kepada diri mereka sendiri: 'seperti inikah Piala Afrika?'" ujar Le Roy.
Konfederasi Sepak Bola Afrika berusaha untuk mendinginkan amarah tim tamu dengan mengingatkan kalau persiapan memang serba mendadak, karena penunjukkan Guinea Ekuator pun juga mendadak.
Penunjukkan negara kecil di Afrika itu sebagai tuan rumah turnamen yang digelar pada tanggal 17 Januari hingga 8 Februari mendatang itu baru dilakukan pada dua bulan yang lalu, karena Maroko, negara tuan rumah awal, enggan menyelenggarakan turnamen tersebut setelah virus Ebola mewabah.
"Dalam keadaan normal, diberikan waktu hingga empat tahun untuk persiapan. Tapi kami hanya memiliki waktu selama 50 hari," kata perwakilan Konfederasi Sepak Bola Afrika, Hicham el Amrani.
(ard)