Jakarta, CNN Indonesia -- Atletico Madrid pada musim lalu mungkin berhasil menghentikan Real Madrid di lapangan hijau, saat mereka berhasil mempermalukan klub tetangga tersebut untuk keluar sebagai juara La Liga Spanyol musim 2013/2014.
Namun di luar lapangan, belum ada yang dapat mengalahkan Real Madrid, setidaknya dari sisi finansial.
Dengan pendapatan mencapai 549,5 juta euro (musim 2013/2014), Madrid jauh meninggalkan klub Inggris, Manchester United dan klub Jerman, Bayern Munich, untuk mengukuhkan diri mereka sebagai klub terkaya di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut membuat Madrid telah 10 tahun berturut-turut menjadi klub terkaya di dunia berdasarkan penghitungan lembaga akuntan, Deloitte.
Lalu bagaimana Madrid dapat begitu konsisten menjadi klub terkaya di dunia? padahal mereka tidak disokong oleh dana tak terbatas dari taipan Rusia atau saudagar dari Arab?
Bagaimana mereka dapat mengakomodasi pembelian pemain termahal di dunia, Gareth Bale yang membuat mereka merogoh kocek mereka dalam-dalam, padahal Spanyol merupakan salah satu negara yang terkena dampak krisis di zona euro?
Jawabannya mudah, karena Real Madrid adalah... Real Madrid.
Dominasi Madrid --bersama dengan Barcelona, di La Liga membuat klub ini memiliki jumlah suporter yang lebih besar dibandingkan dengan klub-klub Spanyol lainnya.
Faktor itu telah membuat sebuah ketidakseimbangan ekonomi di dalam realitas sosial dan ekonomi. Madrid dan Barcelona misalnya, mereka merebut lebih dari 60 persen penonton di Spanyol.
Hal tersebut membuat kedua klub tersebut memiliki pendapatan yang besar dari harga tiket, penjualan pernak-pernik, hingga siaran televisi dan hak siar.
Dan dominasi tersebut berdampak pada peningkatan pendapatan Madrid dari 518,9 juta euro pada 2012/2013 menjadi 549,5 juta euro pada 2013/2014.
Selain itu keberhasilan Madrid mengatur keuangan mereka, ditengah krisis yang melanda negara mereka, tidak lepas dari cermatnya kebijakan transfer mereka.
Meski mendatangkan Asier Illarramendi (38 juta euro), Isco (30 juta euro), Dani Carvajal (6,5 juta euro), hingga Gareth Bale (100 juta euro), Madrid juga melepas sejumlah bintang mereka dengan harga yang besar.
Sebut saja penjualan Gonzalo Higuain, Raul Albiol, hingga pemain penting seperti Angel Di Maria dan Mesut Oezil yang membuat neraca keuangan mereka 'lebih masuk akal'.
Pemerintah Spanyol juga memiliki andil besar dalam 'kestabilan' finansial Madrid.
Meski pemerintah berusaha mewanti-wanti perekonomian mereka untuk semakin mengetatkan pinggang mereka, klub-klub sepakbola Spanyol pada kenyataannya telah menerima banyak bantuan dari pemerintah.
Sejak 2008 hingga 2012, 20 klub top di Eropa telah menerima bantuan dari pemerintah yang setidaknya mencapai 332 juta euro.
Dalam periode itu, klub-klub Spanyol juga diuntungkan dengan tambahan sekitar 476 juta euro lewat bantuan tidak langsung.
"Sepakbola membuat takut para politisi, yang khawatir masyarakat akan bergejolak akibat kemungkinan menghilangnya klub favorit mereka," ujar Sandalio Gomez, ahli manajemen olahraga di sekolah bisnis IESE Madrid.
"Mereka menemukan cara untuk memberikan uang kepada klub, yang jika tidak dilakukan mungkin akan membuat klub tersebut tidak mampu bertahan."
Madrid, yang tentunya mampu bertahan tanpa bantuan dari pemerintah, secara tidak langsung turut merasakan 'perhatian' pemerintah tersebut.
"Tentunya pemerintah ingin berjuang hingga akhir untuk kepentingan para klub," ujar Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Garcia-Margallo di Brussels, Belgia, "Mereka juga merupakan bagian dari wajah Spanyol."