Jakarta, CNN Indonesia -- Usia muda tidak menjadi halangan dalam dunia sepak bola untuk menjadi bintang dunia.
Wonderkid (anak-ajaib), begitu biasanya para pemain sepak bola muda berusia dibawah 20 tahun yang mencuri perhatian publik ini dikenal.
Namun tak mudah bagi para wonderkid ini mampu menapaki dunia sepak bola profesional. Cerita tentang kegagalan mulai dari Daniel Pachecho, Federico Macheda, Bojan Krkic, bukannya sekali dua kali terdengar setiap musim kompetisi berjalan.
Namun ada beberapa
wonderkid yang benar-benar mampu mewujudkan potensi mereka bahkan menjadi bintang incaran klub-klub raksasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah enam "anak-ajaib" dalam dunia sepak bola versi
CNN Indonesia:
1. Edson Arantes do Nascimento (Pele)Edson Arantes do Nascimento atau yang lebih akrab dipanggil 'Pele', dapat dikatakan sebagai
wonderkid legenda dunia sepak bola. Aksinya mulai jadi sorotan ketika ia berusia 17 tahun dengan mencetak
hattrick untuk Brazil di Piala Dunia 1958.
Pemain kelahiran Tres Coracoes pada tanggal 21 Oktober 1940 tersebut, untuk beberapa kalangan, masih dianggap sebagai pemain terbaik di atas lapangan hijau. Penyerang generasi 1960-an ini juga dianggap menjadi standar atau ukuran dari
wonderkid di masa mendatang.
Pensiunan pesepak bola Brazil tersebut memulai karir belianya pada tahun 1953 saat bergabung dengan klub sepak bola Bauru. Tiga tahun kemudian, gelandang serang itu ditarik ke tingkat senior oleh Santos dan membela klub tersebut sampai tahun 1974. Ia kemudian menutup kariernya di New York Cosmos (1975-1977).
Anak dari Dondinho dan Dona Celeste Arantes tersebut semasa bermain telah mencetak lebih dari 600 gol. Pele juga membawa negaranya juara tiga kali Piala Dunia pada tahun 1958 (Swedia), 1962 (Chili), dan 1970 (Mexico).
Pasangan Jorge Horacio Messi dengan Celia Maria Cuccittini mungkin tak pernah menyangka bahwa anaknya, Lionel Messi, akan menjadi bintang sepak bola dunia. Jorge adalah seorang pekerja pabrik baja, sedangkan Celia membantu suaminya bekerja sebagai pembantu paruh-waktu.
Ayahnya yang juga merupakan seorang pelatih membuat Messi kecil bermain bola sejak umur lima tahun dalam klub asuhan Jorge, Grandoli, sebelum pindah ke Newell's Old Boys pada tahun 1995.
Ia lalu bertualang ke Eropa dengan bergabung akademi Barcelona di tahun 2000, terutama karena Barca mau membiayai suntik hormon Messi agar badannya tetap berkembang. Kala masih belia, Messi memang sempat divonis dokter akan kesulitan bertambah tinggi karena kekurangan hormon penumbuh badan.
Beranjak senior, penampilan Messi di Barcelona semakin menarik perhatian dan akhirnya ia mampu menjadi pemain terbaik dunia empat kali berturut-turut. Hingga saat ini, pemain asal Argentina tersebut telah empat belas tahun lebih di klub Katalonia dan mencetak lebih dari 260 gol dalam kurang lebih 290 penampilannya.
Di tingkat nasional, ia membawa Argentina mendapat medali emas pada Olimpiade di Beijing tahun 2008, juara dua Piala Dunia FIFA di Brazil tahun 2014, juara kedua Copa America di Venezuela tahun 2007, juara Piala Dunia FIFA u-20 di Belanda tahun 2005, dan juara tiga Kejuaraan Amerika Selatan U-20 di Kolombia tahun 2005.
Beralih ke Eropa, ada Michael Owen yang juga pantas memiliki predikat 'wonderkid' dari Inggris. Berbeda dengan Messi, pemain terbaik Liga Premier musim 1997-1998 ini mendapat keturunan bakat bermain sepak bola dari ayahnya yang juga merupakan mantan pesepak bola, Leslie Terence "Terry" Owen.
Karier pemenang Ballon d'Or tahun 2001 ini di usia muda dimulai di klub sepak bola Liverpool (1991-1996) saat ia menginjak usia 12 tahun. Selama delapan tahun berikutnya, laki-laki kelahiran Chester, 14 Desember 1979 tersebut, semakin menunjukkan sinarnya di The Reds.
Nama Owen sebagai wonderkid melambung ketika ia mencetak gol solo run ke gawang Argentina pada Piala Dunia 1998.
Owen kemudian bergabung dengan klub-klub besar lain seperti Real Madrid (2004-2005), Newcastle United (2005-2009), Manchester United (2009-2012), dan menutup karier di Stoke City (2012-2013). Dalam skala negara, peraih BBC Sports Personality of the Year itu sudah bergabung ke dalam tim nasional Inggris dari usia dibawah 15 tahun sampai tahun 2008.
Semasa bermain, Owen telah mencetak lebih dari 200 gol dan tampil lebih dari 400 pertandingan. Peraih Sepatu Emas Liga Premier dua tahun berturut-turut tersebut (1997-98, 1998-99), saat ini sering terlihat sebagai pengamat sepak bola reguler di BT Sport atau terkadang juga muncul di BBC. Penyerang lain yang juga bersinar dari usia muda adalah Cristiano Ronaldo, pemain asal Portugal dari klub Real Madrid yang mampu memenangkan tiga kali FIFA Ballon d'Or.
Laki-laki kelahiran 5 Februari 1985 ini memulai karier sepak bola junior di usia yang sangat muda yakni tujuh tahun, bersama klub sepak bola Andorinha selama dua tahun (1992-1995), sebelum pindah ke C.d. Nacional (1995-1997) dan Sporting CP (1997-2003).
Pemain dunia terbaik FIFA tahun 2008 ini kemudian semakin terkenal semenjak bergabung di Manchester United (2003-2009) sampai kemudian ia ditarik Los Blancos hingga sekarang.
Sama dengan Owen, peraih Bravo Award tahun 2004 itu juga bergabung dengan tim nasional Portugal dibawah umur 15 tahun pada tahun 2001.
Ronaldo adalah pemain Portugal pertama yang meraih 50 gol internasional dan membuatnya menjadi pencetak gol terbaik Portugal.
Selain itu, ia juga pernah membawa Manchester United memenangi Liga Premier tiga tahun berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Namun sayang, saat ini, berbagai prestasi cemerlang CR7 tengah tercoreng oleh aksi menendang dan menampar bek Cordoba, Edimar, yang seperti tidak mencerminkan kualitasnya sebagai pemain bintang. Tak kalah dengan Pele, Messi, Owen, dan Ronaldo, berbagai prestasi dan penghargaan baik klub, nasional, maupun individual, telah didapatkan oleh pemain asal Spanyol Cesc Fabregas.
Ia mulai bermain bola di usia 8 tahun bersama klub Mataro (1995-1997), sebelum bergabung ke junior Barcelona (1997-2003) dan Arsenal (2003).
Di usianya yang ke-16, saat ia baru bergabung di Arsenal (2003), Fabregas, meraih penghargaan sepatu emas Kejuaraan Dunia FIFA U-17. Bersama The Gunners, ia juga sempat menjuarai Piala FA (2004-2005).
Laki-laki kelahiran 4 Mei 1987 ini bermain di posisi gelandang tengah, namun ia juga bisa bermain di posisi sayap atau penyerang kedua di beberapa kesempatan. Delapan tahun bermain di tim senior Arsenal, ia kemudian pindah ke Barcelona (2011-2014), dan sekarang membela Chelsea.
Bersama tim nasional Spanyol, Fabregas sukses membawa negaranya menjuarai Piala Dunia tahun 2010 dan Piala Eropa tahun 2008 dan 2012. Bukan Cristiano Ronaldo yang paling muda memulai 'karier' sebagai pemain sepak bola.
Marco Reus, pesepak bola asal Jerman yang bermain di posisi gelandang serang atau sayap, mulai bermain bola sejak usia 5 tahun di Post SV Dortmund (1994-1996), sebelum di tahun-tahun selanjutnya ia pindah ke Borussia Dortmund (1996-2006) dan Rot Weiss Ahlen (2006-2008).
Meski tak secemerlang Ronaldo, Reus terkenal oleh fleksibilitas, kecepatan, dan tekniknya. Ia telah bermain untuk tiga klub dalam karier senior, dengan yang paling berpengaruh dalam mengembangkan dirinya adalah saat ia berada di klub Bundesliga Jerman, Borussia Moenchengladbach (2009-2012).
Peraih pemain terbaik Jerman tahun 2012 ini dapat bermain di posisi kiri, tengah, maupun kanan saat ia melakukan serangan. Tahun 2012 adalah musim yang paling sukses untuknya, saat ia berhasil mencetak 18 gol dan memberikan 8 assist bersama Borussia Dortmund.
Bersama Dortmund, lelaki berusia 25 tahun ini juga menjuarai Piala Jerman, Liga Jerman, dan membawa Dortmund melaju ke final Liga Champions. Ia dipanggil pertama kalinya ke timnas Jerman pada 2009 dan hingga kini masih dipercaya membela negaranya, meski harus absen di gelaran Piala Dunia 2014 karena cedera.