Afrika Evaluasi Sistem Undi yang Buat Mali Tragis Tersingkir

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Sabtu, 31 Jan 2015 09:51 WIB
Piala Afrika 2015 masih menggunakan proses undi untuk menentukan tim yang lolos dari grup ketika poin dan golnya sama.
Suporter Mali harus pulang lebih dari gelaran Piala Afrika di Guinea Khatulistiwa setelah negara mereka tersingkir karena undian. (Reuters/Amr Abdallah Dalsh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) menyatakan bahwa mereka akan mengevaluasi opsi undian untuk menentukan tim yang lolos dari fase grup putaran final Piala Afrika.

Semua itu terjadi setelah Mali tersingkir dari Grup D karena kalah undian dari Guinea yang kemudian berhak lolos ke perempat final. Setelah bermain imbang 1-1 di laga terakhir Grup D, Mali dan Guinea mengoleksi poin yang sama dan agregat gol yang sama pula.

Akhirnya untuk menentukan tim mana yang lolos ke perempat final digelar pengundian antara dua tim tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam malam pengundian, Presiden Federasi Sepak Bola Mali, Boubacar Diarra, maju lebih dulu untuk menarik bola penentuan. Nahas, Diarra menarik bola yang salah dan menempatkan mereka berada di urutan ketiga klasemen akhir Grup D.

Diarra tak kuasa membendung air mata, sedangkan wakil Guinea justru tersenyum karena mereka masih beruntung dapat lolos dari Grup D. Atas hal ini, CAF berencana merevisi aturan tersebut yang kemungkinan bakal diterapkan di Piala Afrika 2017.

"Dewa keberuntungan sepak bola tersenyum kepada kami," kata Direktur Keuangan Kementerian Olahraga Guinea, Amaro Dabo, yang mewakili negara
itu mengikuti pengundian.

Direktur Media CAF, Junior Binyam, mengakui proses itu adalah hal yang tidak adil. Namun, lanjutnya, saat ini regulasi tetap harus dijalankan.

"Tidak adil bagi tim untuk keluar seperti ini. Tapi kami juga akan memperbaiki untuk penyelenggaraan mendatang," ujar Binyam seperti dikutip Reuters.

Binyam menyebut berbagai variasi pilihan untuk menggantikan aturan ini, seperti menghitung tendangan ke gawang hingga penguasaan bola. Evaluasi itu, lanjut Binyam, akan dilakukan untuk menjamin turnamen sepak bola Afrika tempat kompetitif.

Bukan yang Pertama

Kesialan yang dialami Mali bukanlah yang pertama dialami sebuah timnas dalam Piala Afrika. Sebelumnya, pada 1988 Pantai Gading sempat jadi korban dari regulasi itu yang kemudian meloloskan Aljazair.

Binyam menegaskan komite eksekutif dan petinggi-petinggi CAF akan langsung bersidang usai Piala Afrika yang sedang berlangsung di Guinea Khatulistiwa itu. Ia mengharapkan akan ada keputusan baru dua bulan setelahnya dan menjamin pada Piala Afrika 2017 tidak akan ada lagi drama pengundian.

Guinea akan melawan Ghana di perempat final nanti, sedangkan Pantai Gading yang lolos sebagai juara Grup D akan melawan Aljazair. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER