Kisah Tim Sepak Bola Chili Terkubur Selama 53 Tahun

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Rabu, 11 Feb 2015 11:23 WIB
Bangkai pesawat Douglas DC-3 yang mengangkut delapan anggota tim sepak bola Green Cross asal Chili ditemukan setelah terkubur selama 53 tahun.
Delapan anggota tim Green Cross tewas dalam kecelakaan pesawat pada 3 April 1951. (Reuters/Dok. Video)
Linares, CNN Indonesia -- Setelah 53 tahun terkubur di bebatuan pegunungan Andes, pesawat baling-kembar Douglas DC-3 yang dilaporkan hilang pada tanggal 3 April 1961 ditemukan oleh sebuah tim ekspekdisi, pada tanggal 8 Februari 2015.

Pesawat yang membawa 24 penumpang, termasuk di antaranya delapan pemain dan pelatih klub sepak bola Green Cross serta tiga wasit, diduga jatuh di kawasan Andes, dekat kota Linares, sekitar 300 kilometer atau 186 mil sebelah selatan ibukota Chili, Santiago.

Kecelakaan pesawat ini sempat menimbulkan gelombang-kejutan besar kepada dunia olahraga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, para pemain sepak bola tersebut sedang dalam perjalanan pulang ke Santiago setelah bermain di pertandingan Copa de Chile di Osorno, sebelah selatan Kota Chili.

Bintang sepak bola Argentina, Eliseo Mourino, yang juga seorang pemenang Piala Amerika bersama Argentina tahun 1955 dan 1959 serta anggota skuat tim nasional Piala Dunia tahun 1958, termasuk dalam rombongan tersebut.

Perjalanan pulang tim tersebut terbagi dalam dua rombongan. Beberapa anggota tim dan staf pulang dengan memilih maskapai yang melakukan beberapa pemberhentian, sementara sebagian besar lainnya memilih penerbangan langsung. Rombongan kedua berakhir kecelakaan.

Berdasarkan laporan dari Reuters, untuk mencapai lokasi kecelakaan yang berada 3000 meter atau 9843 kaki di atas permukaan laut, sembilan anggota pendaki melakukan perjalanan dua hari dengan menunggang kuda, melintasi sungai dan jurang, serta menghabiskan dua hari lagi untuk mendaki ke dalam pegunungan.

Kemudian, setelah itu, butuh dua hari kembali untuk turun gunung.

"Ini sangat luar biasa, ini membuat emosi saya bercampur aduk. Anda dapat merasakan energi yang sangat kuat di sana, anda dapat rasakan aroma kesedihan," kata anggota ekspedisi, Leonardo Albornoz, pada Selasa (11/2).

Sempat terjadi upaya pencarian pada 53 tahun lalu dengan tim penyelamat menemukan ujung ekor pesawat dan beberapa tubuh manusia, pada seminggu setelah kecelakaan.

Namun upaya pencarian dihentikan karena lokasi dekat puncak tertutup salju dan terpencil, sehingga berbahaya untuk dilanjutkan.

Penemuan pesawat tersebut menghidupkan kembali harapan bagi para anggota keluarga korban yang masih hidup, yang mungkin ingin memberikan penghormatan terakhir kepada para keluarganya yang tewas.

Kali ini, Albornoz bersama timnya menemukan potongan-potongan pesawat, termasuk baling-baling, dan sepatu hilang di sekitar lereng bebatuan.

"Kami hanya menemukan bagian struktur pesawat yang setengahnya terkubur. Akan ada banyak cerita yang belum terungkap di bawah batu-batu ini," kata Albornoz.

Kecelakaan tersebut terjadi tiga tahun setelah bencana pesawat Munich yang lebih dulu menewaskan 23 orang termasuk delapan pemain dan tiga anggota staf klub sepak bola Inggris, Manchester United.

Tahun 1949, 31 orang termasuk seluruh tim sepak bola Torino juga meninggal ketika pesawat mereka menabrak dinding penahan di Turin, Italia.

[Gambas:Video CNN] (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER