Jakarta, CNN Indonesia -- Empat puluh empat tahun lalu pada 11 Februari, di Tasikmalaya, Jawa Barat, lahir seorang legenda bulutangkis Indonesia bernama Susi Susanti.
Tapi ia bukan sekadar legenda. Dalam dunia olahraga tanah air, Susi adalah seorang fenomena karena pencapaian-pencapaiannya belum pernah terjadi sebelumnya dan hingga kini pun belum terulangi kembali, 18 tahun setelah ia memutuskan pensiun pada usia 26 tahun.
Medali emas yang ia raih di Barcelona 1992 mau tak mau akan digunakan untuk mengukur setiap atlet putri yang ingin terjun ke dunia bulutangkis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, kemampuannya membalikkan keadaan di final Piala Sudirman, dalam kondisi kalah di gim pertama kemudian mengejar ketinggalan dari posisi 6-10 di gim kedua, akan terus diingat sebagai salah satu laga terbaik dalam sejarah bulutangkis Indonesia.
Rentetan prestasi lainnya pun tak kalah ajaib. Dalam usia 19 tahun, ia menjadi tunggal putri pertama dari Indonesia yang merebut All England. Susi juga yang menjadi tulang punggung ketika Indonesia merebut Piala Uber di hadapan pendukung sendiri pada 1994.
Istri dari pebulutangkis Alan Budikusuma ini pun merajai kompetisi bulutangkis wanita dunia dengan menjuarai All England sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993.
Dengan gaya bermain yang tenang, tanpa emosi, dilengkapi dengan kemampuan membaca permainan serta
footwork yang mengagumkan, dan juga servis yang tajam, permainan Susi Susanti akan selalu dikenang oleh insan olahraga tanah air.
Di tengah-tengah olahraga Indonesia yang ditengarai berada dalam keterpurukan dalam hal prestasi, merayakan Susi Susanti bukan hanya mengingat kejayaannya tapi juga mengambil inspirasi. Bahwa di tanah air ini pernah lahir seorang atlet yang dengan bakat, kerja keras, dan dedikasinya menjadikan dirinya seorang legenda.
Karena itu,
CNN Indonesia pada Sabtu 14 Februari 2015 ini mengambil kesempatan untuk menceritakan ulang kisah-kisah yang menjadikan Susi seorang Susi, dan juga melihatnya dari kacamata orang-orang yang mengenalnya.
Kami menyebutnya rangkaian dongeng dari Susi Susanti.
(vws)