Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai pelatih yang telah menangani Arsenal sejak tahun 1996, jelas Arsene Wenger punya banyak kenangan bersama Arsenal. Salah satu kenangan yang ia masih ingat jelas adalah saat Manchester United mengalahkan Arsenal di semifinal Piala FA 1999.
Bagi United, musim 1998/1999 adalah salah satu musim yang tidak akan bisa dilupakan sepanjang sejarah mereka sebagai sebuah klub. Di musim itu, mereka meraih treble winners dengan memenangi Liga Primer Inggris, Piala FA, dan Liga Champions.
Di ajang Piala FA, salah satu momen krusial United ada di babak semifinal dimana mereka menaklukkan Arsenal dengan skor 2-1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jelang laga perempat final Piala FA 2014/2015, Wenger pun kembali menceritakan pengalamannya soal kejadian di Piala FA 16 tahun silam
"Saya seolah masih bisa mendengar bagaimana mereka bersorak dan berteriak usai pertandingan," ucap Wenger seperti dikutip dari BBC Sport.
"Mereka sendiri begitu takjub atas kemenangan itu karena mereka saat itu bermain dengan 10 pemain," ucap pria asal Prancis itu menambahkan.
Memang, bukan hanya final Liga Champions 1998/1999 saja yang disebut momen keajaiban, namun juga laga melawan Arsenal ini.
Pasalnya, setelah skor sama kuat, 1-1, Roy Keane terkena kartu merah dan United pun harus bermain dengan 10 pemain.
Bermain dengan 10 pemain, United pun terus tertekan. Arsenal pun mendapatkan momen untuk memenangkan pertandingan saat mereka mendapatkan tendangan penalti di pengujung pertandingan.
Dennis Bergkamp maju sebagai eksekutor namun Peter Schmeichel sukses menggagalkan tendangan Bergkamp. Derita bagi Arsenal kemudian berlanjut saat Ryan Giggs mencetak gol penentu kemenangan di babak perpanjangan waktu.
"Saya rasa gol Giggs itulah yang akhirnya membuat mereka bisa memenangkan treble winners. Namun andai Bergkamp sukses mengeksekusi penalti itu, maka permainan jelas berakhir sebelum gol Giggs terjadi," tutur Wenger.
"Kemenangan itu benar-benar mengangkat moral United di sisa musim kompetisi," kata mantan pelatih Nagoya Grampus Eight ini menambahkan.
Bukan hanya berdampak positif bagi United, hasil itu juga menyisakan trauma bagi Bergkamp.
"Setelah itu Bergkamp tak mau lagi menjadi eksekutor penalti. Namun di sisi lain, kegagalan saat itu juga menjadi pelajaran berharga bagi Bergkamp untuk meraih sukses di momennya bersama Arsenal pada musim-musim berikutnya."
(ptr/ptr)