Jakarta, CNN Indonesia -- Real Madrid lolos ke babak perempat final Liga Champions namun tak berarti mereka bisa tersenyum. Performa mereka di lapangan menunjukkan jika mereka masih berada dalam situasi krisis.
Jika pada dua laga sebelumnya, melawan Villareal dan Athletic Bilbao, Madrid bermasalah dengan barisan depannya, maka pada laga ini Madrid justru bermasalah dengan pasukan lini belakangnya.
Empat bek yang diturunkan hari itu, Alvaro Arbeloa, Pepe, Raphael Varane, dan Fabio Coentrao seolah hanya menjadi patung yang bisa bergerak di hadapan Casillas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka tak pernah benar-benar sukses membaca pergerakan bola saat Schalke membangun serangan balik.
Dengan formasi Madrid yang ofensif, maka empat bek ini seharusnya bisa melakukan koordinasi pertahanan dengan lebih solid mengingat mereka tak banyak mendapatkan tekanan.
Namun ternyata yang terjadi kemudian adalah setiap serangan balik Schalke selalu membahayakan.
Gol pertama Schalke yang dicetak Christian Fuchs menunjukkan lemahnya koordinasi barisan belakang Madrid. Hal itu membuat Fuchs bisa berdiri dengan bebas tanpa kawalan saat menerima bola dan melakukan tendangan ke gawang.
Bagaimana barisan belakang Madrid hanya bertindak sebagai 'penonton yang berdiri di lapangan' pun terlihat di proses gol kedua. Saat Casillas susah payah melakukan blok terhadap tendangan Meyer, bek-bek Madrid tak bereaksi banyak untuk menutup pergerakan Huntelaar yang bergerak menyongsong bola rebound.
Masuknya Marcelo dan Nacho Fernandez juga tak banyak memberikan perbedaan terhadap rapuhnya pertahanan Madrid. Bagaimana umpan terobosan Schalke bisa membelah pertahanan Madrid dan membuat Huntelaar leluasa melakukan tendangan pada proses terjadinya gol keempat.
Beruntung bagi lini pertahanan Madrid, mereka tak perlu menderita gol kelima di pertandingan tersebut sehingga mereka masih bisa melangkah ke babak perempat final.
Ketajaman Ronaldo KembaliUntuk performa lini depan Madrid, tiga gol yang dicetak Madrid diwarnai oleh kembalinya performa Cristiano Ronaldo.
Dua gol yang terjadi menunjukkan kualitas dan insting mencetak gol tinggi yang dimiliki oleh Ronaldo.
Kesulitan mendapatkan ruang terbuka untuk melakukan tendangan, Ronaldo menunjukkan cara lain untuk mencetak gol yaitu melalui dua sundulan kepala miliknya.
Bahkan, gol kedua Ronaldo yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di pengujung babak pertama boleh dibilang memegang peranan vital.
Tanpa gol dari Ronaldo, bisa jadi Madrid makin tertekan begitu babak kedua dimulai dan Schalke akan lebih mudah menggelontorkan gol berikutnya di pertandingan ini.
(ptr/ptr)