Fellaini, Bukti Bahwa Menang Tak Selalu Indah

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Senin, 23 Mar 2015 21:30 WIB
Dengan mengandalkan kemampuan berduel di udara dan juga keunggulan fisik, Marouane Fellaini kian menunjukkan ia bagian penting dari skuat Louis van Gaal.
Setelah terpuruk pada musim lalu, Marouane Fellaini kini menjadi andalan Louis van Gaal. (Reuters/Phil Noble)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada musim lalu, Marouane Fellaini mungkin tak lebih dari sekedar bahan lelucon dan lambang kegagalan era David Moyes di Manchester United.

Dengan label harga yang mencapai 27,5 juta poundsterling, Si Kribo dari Belgia tersebut sempat diharapkan langsung nyetel dengan skuat United yang tampak kehilangan arah pada musim lalu.

"Ukuran tubuhnya merupakan ancaman bagi pemain lawan. Dia memiliki bakat, khususnya dalam hal mengontrol bola dengan dadanya. Dia sangat kuat di udara, meski saya pikir dia seharusnya lebih banyak mencetak gol menggunakan kepala," ujar Moyes 2014 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pada musim lalu United akhirnya terpuruk di peringkat ketujuh, dan Fellaini menjadi kambing hitam kegagalan Moyes mengantarkan United ke Liga Champions.

Jika bukan karena cedera yang membekapnya pada Agustus lalu, Fellaini mungkin sudah dilego baik secara permanen maupun pinjaman.

Namun performanya saat menaklukkan Liverpool di Anfield, Minggu (22/3), merupakan bukti dirinya pantas mengenakan seragam Setan Merah dan menjadi mimpi buruk tim lawan

Mendominasi Emre Can

Satu kesalahan Moyes adalah ia memanfaatkan postur Fellaini sebagai jangkar tim. Akibatnya, pemain yang memang tak memiliki kecepatan tersebut sering kali dieksploitasi lawan.

Ini berbeda dengan Van Gaal yang justru mewujudkan kata-kata Moyes tentang potensi duel udara pemain berusia 27 tahun tersebut.

Manajer yang tak takut 'merusak' pola permainan United tersebut lalu memainkan banyak bola-bola panjang --rata-rata melakukan 79 operan panjang di setiap pertandingan-- dan berharap Fellaini mampu menerapkan kemampuan fisiknya.

Hasilnya? pertandingan menghadapi Liverpool merupakan salah satu bukti Fellaini berhasil menampilkan superioritas permainan fisiknya atas para pemain The Reds.

Memanfaatkan bola-bola panjang yang diarahkan pada Fellaini yang kerap bergerak di sisi kiri, membuat pergerakan pemain Liverpool menjadi cenderung melebar. Hal ini menjadikan Fellaini mampu menjadi penyeimbang dan menyediakan ruang bagi rekan-rekannya.

Selain itu dengan secara khusus menargetkan Emre Can, duel antara Fellaini dan pemain serba bisa Jerman tersebut tampak seperti pembantaian satu pihak.

Dimainkan sebagai salah satu dari tiga bek tengah bersama Martin Skrtel dan Mamadou Sakho, Can yang aslinya merupakan gelandang bertahan memang merupakan target tim lawan untuk dieksploitasi.

Menghadapi Fellaini, meski telah berpengalaman menjadi bek tengah di Bayer Leverkusen ataupun tim junior Bayern Munich, Can seperti kehilangan ketenangannya dan tampak frustasi di babak kedua, seperti yang ditunjukkan saat ia melanggar Daley Blind di kotak penalti pada akhir babak kedua.

Namun beruntung muka Can malam tadi mampu diselamatkan oleh Simon Mignolet, yang dengan baik mementahkan eksekusi penalti Wayne Rooney.

Menang Tak Harus Selalu Indah

Juan Mata dan kartu merah yang diterima Steven Gerrard mungkin akan selalu menjadi hal yang diingat dalam duel di Anfield malam tadi, namun sulit untuk mengabaikan pengaruh Fellaini di lini tengah.

Mengandalkan kemampuan fisik dan duel udaranya, ia mendominasi lini belakang Liverpool.

Dari 16 duel udara yang melibatkan lini pertahanan Liverpool dengan pemain berambut kribo tersebut, ia mampu memenangkan 11 di antaranya. Selain itu, mantan pemain Everton tersebut juga berhasil memenangkan empat dari lima tekel yang ia lakukan malam tadi.

Terlepas dari laga melawan Liverpool, jika membicarakan mengenai pengaruh Fellaini di United, sepanjang musim ini Fellaini merupakan pemain kedua setelah Antonio Valencia, yang paling sering melakukan tekel di tiap pertandingan (rata-rata 2,5 takel tiap pertandingan).

Kemampuannya berduel di udara juga ditunjukkan dengan 4,2 duel udara yang ia menangkan di tiap pertandingan, jauh mengungguli catatan terbaik kedua di United, Marcos Rojo dengan rataan 2,9 menang duel udara per laga.

Memang sepakbola yang dihadirkan Fellaini mungkin tak seindah yang diinginkan pecinta sepakbola, namun sejauh ini ia mampu membawa United ke jalur yang tepat untuk menuju Liga Champions musim depan.

"Fellaini merupakan pemain, yang pada saat kami tak mampu mengalahkan tekanan dengan kualitas, kami akan mampu mengatasinya dengan tekanan lain, itulah kualitasnya," ujar Van Gaal mengomentari karakter pemain Belgia tersebut.

Kemenangan memang tak melulu harus dihasilkan dari sepak bola indah. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER