Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Manchester United memutuskan untuk membeli Angel Di Maria dari Real Madrid dengan nilai 59,7 juta poundsterling, beban bukan hanya ada pada diri Di Maria. Beban juga ada pada pundak Louis Van Gaal untuk bisa memaksimalkan kemampuannya. Dan sejauh musim ini berjalan, Van Gaal masih belum mampu membuat Di Maria menjadi malaikat keberuntungan bagi United.
Manajemen United memang terhitung royal dalam hal belanja pemain di awal musim ini. Mereka tak segan-segan mengeluarkan dana jutaan poundsterling agar komposisi tim yang diinginkan Van Gaal bisa terbentuk sempurna.
Dengan nilai sebesar itu, Di Maria jelas diharapkan bisa jadi motor serangan United. Namun sayangnya, Di Maria tidak bisa langsung menyatu dengan performa United musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dibandingkan dengan kinerjanya saat masih berkostum Real Madrid, jelas performa Di Maria saat ini masih di bawah rata-rata.
Di Madrid, Di Maria bahkan sukses mengimbangi permainan Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale. Ia tidak terlihat inferior dibandingkan nama-nama besar lainnya yang biasa mengisi lini depan. Beberapa kali bahkan Di Maria mampu tampil sebagai pemecah kebuntuan tim.
Hal itu yang tidak terlihat di United sejauh ini. Gaya permainan yang berbeda bisa jadi merupakan salah satu kendala yang dialami Di Maria sehingga ia sulit menemukan performa terbaiknya.
Alih-alih jadi tulang punggung tim, Di Maria sendiri justru harus berjuang sekuat tenaga 'hanya' untuk mendapatkan satu tempat di formasi tim inti.
Van Gaal sendiri memaklumi kondisi Di Maria dan menegaskan bahwa di musim pertama, adalah hal wajar bagi setiap pemain untuk beradaptasi dengan pola permainan tim dan juga iklim kompetisi.
Banyak Pemain Baru, United Butuh WaktuSecara tim, rekrutan anyar United pada musim ini pun boleh dibilang belum tampil memuaskan. Hal inilah yang makin membuat sorotan tertuju pada Di Maria, boleh jadi karena dia adalah pemain termahal dalam rombongan pemain-pemain baru United.
Banyaknya pemain baru dengan nilai tinggi yang masuk seperti Ander Herrera, Marcus Rojo, Daley Blind, Luke Shaw, Radamel Falcao membuat United seperti tengah bertransformasi membentuk pondasi anyar sebuah tim.
Dengan Van Gaal yang juga merupakan pelatih baru, jelas United butuh waktu untuk beradaptasi dan menyatu dalam sebuah sistem.
Terbukti, semakin mendekati pengujung musim, performa United makin dahsyat. Pada bulan Maret, United menghadapi tiga pertandingan berat secara beruntun yaitu menghadapi Newcastle United, Tottenham Hotspur, dan Liverpool.
Namun dari tiga pertandingan itu, United sukses meraih poin sempurna. United yang pada awal musim kompetisi hanya meraup empat poin dari lima pertandingan awal, kini sudah berdiri di posisi keempat dengan hanya berselisih dua angka dari Manchester City yang ada di peringkat kedua.
Jika Di Maria belum menyerah dan berani menghadapi situasi sulit ini, bukan tidak mungkin pemain asal Argentina ini bisa langsung meledak begitu kompetisi musim depan dimulai.
"Saya yakin dia akan menjadi pemain besar dan penting bagi United," tutur Van Gaal beberapa waktu lalu.
Namun jika Di Maria sudah tidak sabar dan memilih pergi di akhir musim, maka ia akan meninggalkan United tanpa pernah menjadi malaikat selama bermain di Old Trafford.
(ptr/ptr)