Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Direktur Umum Renault, Cyril Abiteboul, marah dengan ucapan teknisi Red Bull, Adrian Newey, yang menyatakan bahwa satu-satunya faktor yang membuat Red Bull gagal mengejar Mercedes dalam musim balapan 2015 adalah karena mesin.
Red Bull sendiri mengawali musim baru dengan mengalami hambatan, dan setelah GP Australia, baru terlihat bahwa mesin Red Bull yang disuplai Renault mengalami ketertinggalan tenaga mesin sebesar 100 bhp (brakehouse power) dari Mercedes.
Menurut Newey yang sering dianggap ahli soal teknis balapan F1, Red Bull dan Renault belum menemui titik temu atas permasalahan tersebut. Newey juga meminta otoritas balapan, FIA, untuk aktif terlibat mengatasi masalah kesenjangan tenaga mesin antara Mercedes dan pabrikan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Abiteboul membalas ucapan ini dengan menyatakan bahwa Red Bull pun patut disalahkan sebagaimana juga Renault.
"Memang sulit jika memiliki rekan yang sering berbohong," ujar Abiteboul kepada Auto Hebdo ketika ditanyai apakah komentar Newey sulit untuk didengar.
"Adrian adalah orang yang kharismatik dan juga teknisi yang unggul, namun ia menghabiskan hidupnya mengkritik rekan pembuat mesinnya. Ia terlalu tua untuk berubah."
Dalam rilis media yang disebarkan pada Selasa (24/3), Abiteboul mengungkapkan bagaimana Renault dan Red Bull juga sama-sama bersalah.
"Kami perlu bekerja sama untuk memahami permasalahan ini, baik dalam soal tenaga mesin atau chassis. Angka-angka yang kami dapatkan menunjukkan bahwa defisit waktu antara Red Bull dan Mercedes bisa dibebankan pada kemampuan pembalap, performa mesin, dan juga performa chasis."
"Karena itulah, yang harus dibenahi adalah performa keseluruhan, dan kami telah bekerja keras bersama tim untuk melangkah maju."
"Kami telah bertindak agresif dalam melakukan hal ini dan hasilnya baru akan terlihat jelas di Malaysia. Kerja ini belum usai. Tapi, kini kami bahkan telah berada di tempat yang berbeda dari ketika kami menyelesaikan balapan di Melbourne."
(vws)