Presiden AS Roma Kutuk Hinaan Suporter untuk Seorang Ibu

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Selasa, 07 Apr 2015 13:00 WIB
Tindakan ultras AS Roma yang menghina ibu dari Ciro Esposito, suporter Napoli yang tewas terbunuh, mendapat kecaman dari presiden klub.
Suporter AS Roma mengeluarkan spanduk hinaan untuk ibu dari Ciro Esposito. (Getty Images/Paolo Bruno)
Roma, CNN Indonesia -- Presiden AS Roma, James Palotta, mengutuk tindakan para pendukung klubnya yang menghina ibu dari Ciro Esposito, seorang suporter Napoli yang tewas terbunuh pada Mei 2014 lalu.

Esposito tertembak di kota Roma ketika hendak menyaksikan laga final antara Napoli melawan Fiorentina di Stadion Olimpico pada 3 Mei 2014. Setelah dirawat di rumah sakit selama 50 hari, Esposito kemudian meninggal dunia.

Pekan lalu, Antonella Leardi, ibu dari Esposito, meluncurkan buku tentang kematian anaknya yang berjudul Ciro Vive (Ciro Tetap Hidup) dan berkata bahwa ia berharap insiden buruk tersebut bisa menyatukan pihak-pihak yang bertikai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun suporter garis keras AS Roma yang biasa hadir menyaksikan timnya di tribun Curva Sud bereaksi dengan menyampaikan hinaan. Dengan menggunakan spanduk, mereka menampilkan kata-kata:

"Hal yang sangat memalukan, membuat keuntungan dari kematian tersebut melalui buku dan wawancara."



Sebagaimana dikutip dari The Guardian, Leardi menahan diri untuk tidak bereaksi terhadap tindakan pendukung Serigala Ibu Kota itu, dan berkata bahwa ia "akan berdoa pada Tuhan untuk mengubah hati orang-orang tersebut."

Namun Palotta, presiden sekaligus pemilik Roma, tak mau tinggal diam dan mengutuk spanduk tersebut. Melalui situs resmi klub, ia memberi pernyataan:

"AS Roma menganggap insiden yang membuat nyawa seseorang melayang pada pertandingan sepak bola, sebagaimana terjadi dalam kasus Ciro Esposito, Antonio De Falchi, Gabriele Sandri, Vincenzo Spagnolo, Filippo Raciti, Vincenzo Paparelli dan lainnya, sebagai suatu kekalahan bagi masyarakat sipil, tak tergantung pada afiliasi pada klub tertentu atau kelompok suporter."

"Rasa sakit yang timbul karena peristiwa tersebut pantas untuk mendapatkan rasa hormat maksimum dan tanpa syarat. Semua pihak - suporter, klub, dan juga para penegak hukum - pun perlu untuk memastikan agar rasa sakit tersebut tidak terulang kembali, bahkan tidak melalui kata-kata, di tribun stadion."  

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER