Pemain U-10 AC Milan Terima Ejekan Rasialisme

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Selasa, 07 Apr 2015 19:52 WIB
Pada laga melawan Paris Saint Germain U-10, pemain muda AC Milan berkulit hitam mendapat ejekan rasialisme dari salah seorang tua yang hadir menonton.
Pemain muda AC Milan menerima perlakukan rasialisme ketika berhadapan dengan PSG dalam turnamen U-10. (Getty Images/Paulo Bruno)
Milan, CNN Indonesia -- Pemain muda AC Milan yang berpartisipasi dalam pertandingan Milan U-10 menghadapi Paris Saint Germain U-10 mendapatkan perlakuan rasis dari orangtua yang hadir menonton pertandingan.

Insiden ini terjadi di Piala Universal, ajang kompetisi sepakbola muda yang melibatkan 48 tim dari seluruh dunia, untuk saling mengadu talenta-talenta muda mereka. Kala itu Milan sedang bertanding di partai semifinal di Forte dei Marmi, Tuscany, Minggu (5/4, yang dimenangkan oleh Rossoneri junior dengan skor telak 4-0.

"Telah menjadi perhatian kami, bahwa ada dugaan tindakan rasialisme kepada pemain Milan yang berkulit hitam dari beberapa orang di bangku penonton, dalam pertandingan antara Milan-PSG," demikian bunyi pernyataan Milan di situs resmi mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak ingin memperbesar masalah ini dan berharap berita ini tidak benar atau hanya sebuah insiden kecil saja. Jika berita ini terbukti benar, maka tindakan tersebut sama sekali tidak dapat dibenarkan."

Tindakan rasial yang didapatkan sejumlah pemain Milan tersebut juga mendorong kritikan dari salah satu agen sepakbola, Mino Raiola. Melalui akun twitternya, Raiola menyatakan kekecewaannya terhadap insiden tersebut.



Wajah Sepakbola Italia

Di Italia, insiden rasialisme sendiri bukan kisah baru. Sejarah sepak bola negeri Pisa tersebut memang seringkali diwarnai dengan tindakan-tindakan rasialisme.

Pada Januari 2013 lalu, misalnya, Kevin Prince-Boateng yang saat itu bermain di Milan, mendapatkan perlakuan rasialisme dari penonton saat membela klub berseragam hitam merah tersebut. Di musim yang sama, Balotelli yang saat itu masih membela Milan juga menjadi target cemoohan rasial suporter AS Roma.

Bahkan mantan pelatih Italia dan Milan, Arrigo Sacchi juga pernah menuai kecaman, setelah ia mengatakan terlalu banyak pemain berkulit hitam di tim nasional Italia U-20.

Namun jika berkaca pada realita di Italia, sepakbola bukan satu-satunya tempat rasialisme berkembang di negara tersebut.

Pada 2010 lalu, misalnya, seperti yang dilansir TIME, dua imigran Afrika menjadi target penembakan pistol angin oleh tiga remaja Italia. Setelah lima tahun berselang, hanya satu orang yang didakwa dalam penyerangan tersebut, dan tindakan rasial sama sekali tidak masuk dalam dakwaan pihak pengadilan. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER