Selalu Ada 'Tahun Depan' Untuk Liverpool

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2015 20:29 WIB
Liverpool kembali terpuruk, dan sang manajer, Brendan Rodgers sudah mengumandangkan akan kembali tahun depan meski musim ini belum lagi berakhir.
Liverpool kembali terpuruk, dan sang manajer, Brendan Rodgers sudah mengumandangkan akan kembali tahun depan meski musim ini belum lagi berakhir. (Reuters/Carl Recine)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Tahun depan akan menjadi milik kami." Kalimat tersebut sepertinya rutin terdengar di dunia sepak bola. Dan kian sering lagi jika berada di lingkungan pendukung klub Liga Primer Inggris, Liverpool.

Para pendukung Liverpool terbilang sangat akrab dengan kalimat tersebut. Tak hanya mendengar, mereka juga acapkali mengatakannya sendiri.

Sejak terakhir kali menaklukkan Inggris pada musim 1989/1990, nama The Reds belum pernah tercatat keluar sebagai juara Liga Primer. Liverpool 'terdegradasi' menjadi klub penghias empat besar, dan terus terjun bebas. Lima tahun belakangan, mereka pun terlempar dari zona Liga Champions, hingga pada musim lalu Brendan Rodgers menjadi 'pahlawan kebangkitan' The Reds.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 12 bulan lalu, di bawah asuhan Rodgers, Liverpool menjelma menjadi tim menakutkan di Liga Inggris. Liverpool nyaris saja membawa pulang trofi Liga Primer Inggris jika saja mereka tidak terpeleset di saat-saat krusial.

Saat itulah semboyan "Tahun depan akan menjadi milik kami" berkumandang di Anfield. Saat di mana Liverpool bercokol di peringkat kedua membayangi Manchester City yang keluar sebagai kampiun musim lalu.

Pada kenyataannya, hasil di atas lapangan berbicara lain. Tahun ini bukanlah milik The Reds. Tercecer dari Liga Champions, takluk di Piala Liga, terlempar dari Piala FA, Liverpool juga terancam hanya akan berlaga di kompetisi kelas dua benua biru pada musim depan, yakni Liga Eropa.

Itu pun masih dengan catatan ketat. Liverpool yang saat ini menduduki posisi kelima tidak digoyang Tottenham Hotspur dan Southampton, yang menempel ketat di belakang The Reds.

Kini, musim belum lagi berakhir, namun Rodgers telah mengumandangkan keyakinan bahwa musim depan akan menjadi milik The Reds, sesaat sebelum melawan Hull City, Rabu (29/) dinihari lalu.

"Kami memiliki harapan akan bersaing lagi (pada musim depan). Saya sama sekali tidak ragu itu akan terjadi," ujar manajer yang yakin bahwa peringkat kelima pada musim ini merupakan 'proses' ke arah itu, seperti dilansir dari Mirror.

Pada akhirnya Liverpool ditaklukkan Hull dan impian menuju Liga Champions yang sudah semakin tipis, praktis berakhir.

Waktu yang Begitu Mahal

Tiga musim sudah Rodgers mengarsiteki Liverpool. Dan selama itu pula lemari trofi The Reds tak pernah dihampiri apa-apa selain debu.

Kepastian pelatih Borussia Dortmund, Juergen Klopp, hengkang pada musim depan, membuat nama pelatih eksentrik tersebut --selain dihubungkan dengan klub elit Eropa lainnya-- disebut-sebut segera merapat ke Anfield.

Namun apakah Klopp merupakan solusi dari periode puasa gelar Liverpool? Apakah mengganti pucuk pimpinan setelah fondasi ditancapkan Rodgers di Anfield merupakan solusi jangka panjang yang baik? Dilema itulah yang mungkin saat ini dihadapi Liverpool.

Di era modern seperti ini, waktu selalu menjadi hal yang mahal, terlebih bagi klub besar dengan status 'tim juara'.

Tengok bagaimana Chelsea sempat rutin menggonta-ganti manager mereka, karena gagal berpacu dengan waktu untuk menghasilkan prestasi. Belum lagi pihak pemilik klub yang menginvestasikan jutaan ribu poundsterling.

Begitu pula Manuel Pellegrini, yang posisinya 'digoyang' karena penampilan menurun Manchester City pada musim ini.

Waktu merupakan sebuah entitas mahal bagi para manajer di kompetisi yang melibatkan jutaan ribu poundsterling. Dan Rodgers kini sedang bermain-main dengan tekanan waktu tersebut.

Tiga tahun tanpa gelar bagi klub yang pernah menjadi penguasa Inggris akan membuat alis sebagian pendukung mengernyit penuh tanya. Sampai di mana batas kesabaran yang harus diberikan kepada Rodgers? Apakah musim depan?

Tak pernah ada yang tahu ke mana angin juara akan mengarah pada musim depan. Namun satu hal yang pasti, musim depan Liga Primer Inggris masih tetap akan dihuni Chelsea, Manchester City, Manchester United, hingga Arsenal.

Jadi musim depan akan selalu ada bagi The Reds. Hal lain ketika pertanyaan diubah menjadi akankah tahun depan jadi musim mereka? (vri/vri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER