London, CNN Indonesia -- Gelandang Man City, Yaya Toure, menuntut otoritas sepak bola memberikan hukuman lebih berat lagi pada para pelaku ejekan rasialisme karena hal tersebut bisa menghancurkan seorang pemain.
Toure, yang sempat menerima ejekan rasialisme ketika City bertemu dengan CSKA Moskow musim lalu, sedang berbicara pada acara peluncuran sistem baru FIFA untuk menangkal rasialisme di stadion.
"Saya pernah mengalami ejekan suara monyet, dan sangat sulit untuk menghadapi hal tersebut," katanya. "Sulit sekali jika Anda mendengar hal tersebut. Hal itu akan melukai dan menghancurkan Anda."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain tim nasional Pantai Gading itu juga menuturkan bahwa hukuman untuk aksi-aksi tersebut tidak cukup berat.
"Anda perlu memberikan mereka sanksi yang lebih radikal -- membayar denda £20 ribu tidak cukup. Anda perlu sesuatu yang lebih berat," kata Toure, pemain yang juga sering kali mengalami ejekan rasial di media sosial.
Dengan sistem baru dari FIFA tersebut, pengamat akan dikirimkan ke laga-laga yang memiliki potensi terjadi insiden rasialisme untuk memonitor kondisi di dalam stadion. Para pengamat akan dikirimkan untuk mengawasi beberapa di antara 900 laga kualifikasi Piala Dunia dan juga 64 laga di putaran final Piala Dunia.
Sistem ini juga sedang ditinjau oleh badan antidiskriminasi Eropa, Fare, dengan Direktur Eksekutifnya, Piara Power, berkata: "bukti-bukti tindakan diskriminasi akan disampaikan kepada FIFA dan akan ada asosiasi yang dihukum atau dipaksa bermain tanpa penonton (jika terbukti bersalah).
"Akan ada yang mengalami kesulitan karena proses tersebut, namun tanpa adanya rasa sakit, maka orang-orang tidak akan mengerti cara menangani isu ini."
(vws)