Jakarta, CNN Indonesia --
"Saya tahu saya berada di klub mana, dan saya tahu juara (Bundesliga) dan memenangi piala (DFB Pokal) belum cukup. Hanya treble yang cukup."Itulah kalimat yang diutarakan Pep Guardiola ketika timnya harus mengejar defisit dua gol jelang laga leg kedua perempat final Liga Champions melawan FC Porto di Allianz Arena. Guardiola mengungkapkan itu dalam jumpa pers laga yang berlangsung di markas Munich pada 21 April 2015.
Saat itu Munich berhasil lolos ke semifinal setelah menang besar 6-1 atas Porto. Sayang di semifinal langkah Guardiola dihentikan mantan klubnya, Barcelona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang diutarakan Guardiola jelang pertemuan dengan Porto itu menunjukkan tekanan yang ia terima di Munich.
Manajemen Munich tak menghendaki mantan Pelatih Barcelona itu hanya mempersembahkan trofi domestik. Harus ada supremasi tertinggi tingkat klub di Eropa yang didapat. Dan supremasi itu harus melengkapi dua trofi domestik lainnya.
Munich berhasil mempertahankan titel Bundesliga, titel ke-25 bagi klub itu, setelah pesaing terdekatnya, Wolfsburg takluk dari Borussia Moenchengladbach pada 26 April 2015. Sehari sebelumnya, Munich berhasil menang tipis atas Hertha Berlin.
Akibatnya nilai Munich di klasemen sementara tak akan terkejar lagi oleh Gladbach.
Sayang di Piala Jerman, Munich justru kalah dari pesaing abadinya di kompetisi domestik, Borussia Dortmund. Pada laga semifinal Piala Jerman itu, Dortmund berhasil menang setelah melalui adu penalti dengan Munich.
Sejak saat itu, Munich kalah kembali tiga kali berturut-turut--dua kali di kompetisi Bundesliga dan kalah leg pertama semifinal Liga Champions dari Barcelona.
Munich kemudian tersingkir dari semifinal Liga Champions setelah kalah agregat 3-5 dari Barcelona. Pada leg kedua Munich berhasil menang 3-2, namun kalah agregat gol dari Barca.
Selang empat hari setelah tersingkir dari Liga Champions, Munich kembali menelan kekalahan di kancah Bundesliga.
Gagal di dua kompetisi lain, seolah menunjukkan Guardiola telah gagal musim ini dan ada tekanan baginya untuk hengkang. Kontrak Guardiola bersama Munich sendiri baru berakhir pada Juni 2016 nanti.
Direktur Bayern Munich, Karl-Heinz Rummenigge, mencoba membantah semua spekulasi klubnya akan mendepak Guardiola. Sebaliknya, mantan penyerang Jerman di era 1970-1980an itu menegaskan Munich dan Guardiola telah sepakat untuk melanjutkan kerja sama.
Akhir pekan lalu Rummenigge pun mengingatkan bahwa sang pelatih telah berhasil memenangkan lima trofi selama dua tahun keberadaannya bersama Munich. Menurutnya hal tersebut layak untuk menghadiahkan Guardiola dengan kontrak baru dan pantas disebut sebagai pelatih terbaik di dunia.
Namun, bagi Munich mengikat kontrak kembali dengan Guardiola tidaklah mudah. Pasalnya ada godaan dari klub lain kepada pelatih berkepala plontos itu untuk bergabung.
Salah satu yang paling antusias adalah Manchester City. Bahkan sepekan lalu muncul kabar Guardiola sudah akan merapat ke ManCity, namun kabar itu ditepis Guardiola.
"Saya masih memiliki kontrak selama satu tahun lagi. Saya akan tetap di sini musim depan," ujar Guardiola dalam jumpa pers 11 Mei 2015 seperti dilansir
ESPN FC.
Rumor kepindahan Guardiola muncul tidak lepas dari keputusan pelatih berkepala pelontos itu yang belum juga memperpanjang kontraknya bersama Munich. Padahal kontrak Guardiola bersama Die Roten akan berakhir musim depan.
Selain itu di dewan direksi ManCity saat ini terdapat dua mantan petinggi Barcelona yaitu Ferran Soriano yang menjadi kepala eksekutif
The Citizens dan Txiki Begiristain yang menjadi direktur sepak bolanya.
Munich akan menghakhiri kompetisi pada akhir pekan nanti, Sabtu (23/5) di kandang melawan Mainz 05. Nasib Guardiola mungkin baru akan diputuskan setelah akhir pekan nanti.
Secara terpisah, mantan kiper AS Roma, Julio Sergio yang sempat menjadi bawahan Guardiola di Munich mengatakan pria asal Spanyol itu memiliki impian untuk melatih timnas Brasil.
"Dia bilang ke saya kalau dia punya sebuah mimpi suatu hari nanti melatih tim nasional dan dia akan menerima tawaran itu tanpa berpikir," ujar Sergio seperti dilansir
ESPN Brasil.Bahkan, lanjut Sergio, mantan mentornya itu berandai-andai dirinyalah yang dipilih untuk mengarsiteki Brasil pada Piala Dunia 2014.
"Jika dia menjadi pelatih
Seleccao, dan memiliki Neymar (dalam timnya), mereka akan menjadi juara," kata Sergio. Legenda Bayern Munich dan Jerman, Franz Beckenbauer mengkritik strategi Pep--termasuk dalam formasi tiga bek saat menghadapi Barcelona
Legenda Bayern Munich dan Jerman Franz Beckenbauer memberikan kritik terhadap keberanian Pep Guardiola menggunakan formasi tiga bek saat menghadapi Barcelona. Ia pun mengkritik manajemen Barca yang melepas pemain pelapis pada bursa musim dingin, padahal tim itu berisiko menderita badai cedera.
Mendapatkan penguasaan bola terbanyak memang tidak membuahkan hasil bagi Munich pada leg pertama, pekan lalu. Ketika itu, MUnich ditekuk Barcelona 0-3 meski memiliki penguasaan bola lebih dari 50 persen.
Keputusan pelatih Munich, Josep Guardiola, untuk menerapkan permainan penguasaan bola mendapatkan banyak kritikan. Tapi, Guardiola sepertinya tidak akan mengganti strategi permainannya di leg kedua.
Hal itu disebabkan Munich di bawah asuhan Guardiola selalu mengandalkan penguasaan bola di setiap pertandingan. Bahkan situs
Goal.com mengklaim klub berjuluk
Die Roten itu sebagai raja penguasaan bola Eropa.
Di sisi lain, Munich dipuji sebagai klub dengan catatan penguasaan bola rata-rata yang mencapai hingga 70 persen musim ini. Jumlah itu lebih tinggi dari klub empunya tiki-taka, Barcelona, dengan 69 persen.
Mantan gelandang timnas Jerman dan juga Bayern Munich, Michael Ballack, mendorong Guardiola untuk menambah variasi dari strategi permainannya agar bisa memperebutkan trofi Liga Champions musim depan. Dua musim berturut-turut, Munich yang diarsiteki Guardiola gagal di semifinal. Kebetulan pula yang menyingkirkan Munich di dua laga semifinal itu adalah klub Spanyol yaitu Real Madrid pada 2014 dan Barcelona pada 2015.
"Tentu saja dia akan suka untuk menjaga bola, mempertahankan penguasaan sebanyak mungkin. Terkadang saya rindu sepak bola terbuka seperti yang Anda lihat di Inggris," ujar Ballack seperti dikutip
Business Insider awal pekan ini. "Namun jika anda bermain melawan tim yang berorientasi bertahan, itu akan menjadi sebuah sepak bola yang membosankan."
Ballack menyarankan agar Guardiola lebih melihat keseimbangan antara menguasai bola dan menargetkan serangan yang mematikan.
Satu hal yang pasti, hilangnya Arjen Robben dan Franck Ribery akibat cedera membuat Pep tak dapat memaksimalkan kemampuan serangan dari lini kedua.
Robben sendiri hingga pekan ke-33 Bundesliga masih merupakan topskor bagi Munich disusul Robert Lewandowski. Robben adalah
runner up topskor Bundesliga dengan 17 gol. Sedangkan Lewandowski di peringkat empat dengan 16 gol dan Thomas Mueller di peringkat tujuh dengan torehan 13 gol.