Masihkah Pep Guardiola Lanjutkan Kiprah di Jerman?

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Selasa, 19 Mei 2015 16:32 WIB
Pep Guardiola pernah menyatakan klubnya menghendaki treble musim ini, namun ia gagal mewujudkannya. Guardiola hanya bisa memberikan satu trofi, Bundesliga.
Pep Guardiola membawa taktik tiki-taka yang ia kembangkan di Barcelona ke Bayern Munich.(REUTERS/Michael Dalder)
Legenda Bayern Munich dan Jerman, Franz Beckenbauer mengkritik strategi Pep--termasuk dalam formasi tiga bek saat menghadapi Barcelona

Legenda Bayern Munich dan Jerman Franz Beckenbauer memberikan kritik terhadap keberanian Pep Guardiola menggunakan formasi tiga bek saat menghadapi Barcelona. Ia pun mengkritik manajemen Barca yang melepas pemain pelapis pada bursa musim dingin, padahal tim itu berisiko menderita badai cedera.

Mendapatkan penguasaan bola terbanyak memang tidak membuahkan hasil bagi Munich pada leg pertama, pekan lalu. Ketika itu, MUnich ditekuk Barcelona 0-3 meski memiliki penguasaan bola lebih dari 50 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan pelatih Munich, Josep Guardiola, untuk menerapkan permainan penguasaan bola mendapatkan banyak kritikan. Tapi, Guardiola sepertinya tidak akan mengganti strategi permainannya di leg kedua.

Hal itu disebabkan Munich di bawah asuhan Guardiola selalu mengandalkan penguasaan bola di setiap pertandingan. Bahkan situs Goal.com mengklaim klub berjuluk Die Roten itu sebagai raja penguasaan bola Eropa.

Di sisi lain, Munich dipuji sebagai klub dengan catatan penguasaan bola rata-rata yang mencapai hingga 70 persen musim ini. Jumlah itu lebih tinggi dari klub empunya tiki-taka, Barcelona, dengan 69 persen.

Mantan gelandang timnas Jerman dan juga Bayern Munich, Michael Ballack, mendorong Guardiola untuk menambah variasi dari strategi permainannya agar bisa memperebutkan trofi Liga Champions musim depan. Dua musim berturut-turut, Munich yang diarsiteki Guardiola gagal di semifinal. Kebetulan pula yang menyingkirkan Munich di dua laga semifinal itu adalah klub Spanyol yaitu Real Madrid pada 2014 dan Barcelona pada 2015.

"Tentu saja dia akan suka untuk menjaga bola, mempertahankan penguasaan sebanyak mungkin. Terkadang saya rindu sepak bola terbuka seperti yang Anda lihat di Inggris," ujar Ballack seperti dikutip Business Insider awal pekan ini. "Namun jika anda bermain melawan tim yang berorientasi bertahan, itu akan menjadi sebuah sepak bola yang membosankan."

Ballack menyarankan agar Guardiola lebih melihat keseimbangan antara menguasai bola dan menargetkan serangan yang mematikan.

Satu hal yang pasti, hilangnya Arjen Robben dan Franck Ribery akibat cedera membuat Pep tak dapat memaksimalkan kemampuan serangan dari lini kedua.

Robben sendiri hingga pekan ke-33 Bundesliga masih merupakan topskor bagi Munich disusul Robert Lewandowski. Robben adalah runner up topskor Bundesliga dengan 17 gol. Sedangkan Lewandowski di peringkat empat dengan 16 gol dan Thomas Mueller di peringkat tujuh dengan torehan 13 gol. (kid/kid)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER