Jakarta, CNN Indonesia -- Bila Tiongkok dibanjiri ganda-ganda putri papan atas, maka Indonesia dalam beberapa tahun terakhir hanya mengandalkan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari untuk bisa bersaing di level elit.
Dalam beberapa turnamen terakhir yang diikuti oleh Greysia/Nitya, langkah mereka sering dihentikan oleh ganda-ganda Tiongkok. Tidak hanya itu, ganda-ganda Tiongkok yang menghentikan mereka itu bukan hanya 1-2 pasang saja, karena Tiongkok juga sering mengganti pasangan.
"Tiongkok memiliki delapan pasang yang bisa diputar. Kombinasi manapun yang mereka mainkan, maka mereka tetap akan sulit dikalahkan di lapangan," ujar Greysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dalam kondisi seperti itu, Greysia/Nitya justru mengungkapkan terima kasih pada barisan ganda Tiongkok.
"Sepanjang turnamen yang sering kami ikuti, boleh dibilang kami ditempa oleh ganda-ganda Tiongkok yang sering kami lawan," katanya menambahkan.
Setahun jelang Olimpiade, Tiongkok memang masih sering berganti-ganti pasangan. Selain menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki lapisan pemain yang dalam di ganda putri, boleh jadi hal ini juga menunjukkan bahwa mereka belum memiliki ganda yang benar-benar tangguh yang tak terkalahkan.
"Memang, saat ini belum ada ganda Tiongkok yang benar-benar tangguh seperti Wang Xiaoli/Yu Yang beberapa tahun lalu. Belum ada ganda Tiongkok yang benar-benar membuat gentar lawan bahkan sebelum pertandingan berlangsung."
"Jelas, mereka saat ini tengah mencari kombinasi terbaik dari pemain-pemain yang mereka miliki," ujar Greysia.
Berbicara mengenai semifinal, Greysia/Nitya menekankan bahwa mereka harus lebih rileks dan tenang.
"Dalam beberapa turnamen terakhir, langkah kami memang sering terhenti di perempat final, karena itu menembus babak semifinal menjadi ambisi kami di turnamen ini."
"Kami harus tahu apa yang akan kami lakukan di lapangan. Strategi sudah harus siap dan kami harus tampil tanpa beban berlebihan," kata Greysia.
(ptr)