Berlin, CNN Indonesia -- Sesuai prediksi kebanyakan pecinta sepak bola, Barcelona berhasil memenangkan laga final Liga Champions melawan Juventus, Minggu (7/6) dinihari tadi dengan keunggulan 3-1.
Namun ada yang tak sesuai dengan prediksi, bahwa kemenangan Barca itu bisa diraih dengan mudah. Pasalnya, sang nyonya tua ternyata memberi perlawanan yang cukup merepotkan kubu tim asuhan Luis Enrique tersebut.
Berhasil lolos ke partai final liga paling bergengsi di Eropa untuk kali pertama dalam 12 tahun terakhir, Juventus membuktikan hal itu bukanlah sebuah kebetulan semata. Satu gol cepat Barca di menit keempat, menjadi pembakar semangat tim asuhan Max Allegri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah gol cepat itu, Barcelona sempat dibuat tak berdaya menghadapi lini belakang Juventus. Meski babak pertama lebih banyak didominasu tim Azulgrana, namun semua bisa dipatahkan lini pertahanan Juventus.
Tim peraih Scudetto ini tampil lebih gahar sejak babak kedua. Terlebih setelah Alvaro Morata mampu menyamakan kedudukan 1-1.
Gol Morata membuat Juventus lebih berani dalam membangun serangan. Sebaliknya, Barcelona berada dalam tekanan. Namun, Juventus tidak mampu memaksimalkan peluang yang didapat melalui Carlos Tevez pada menit ke-62 dan Paul Pogba dua menit kemudian.
Juventus memang pada akhirnya harus menelan kekalahan 1-3 dari Barcelona. Namun perjuangan Barcelona untuk menaklukkan Juventus tidaklah semudah pikir kebanyakan orang sebelumnya.
Kini, Juventus bisa kembali ke Italia mengantongi kekalahan keenam mereka di final Liga Champions dengan kepala tegak. Tak perlu ada sedih, karena yang mereka tampilkan di pertandingan ini merupakan perlawanan yang layak dibanggakan. Forza Juventus!
(vri)