Montreal, CNN Indonesia -- Sepakbola wanita sepertinya masih harus berjuang untuk bisa meraih eksistensinya. Dalam perjalanannya, mereka masih terus berada di bawah bayang-bayang sepak bola pria yang diisi oleh Lionel Messi dan kawan-kawan, termasuk di Piala Dunia Wanita 2015.
Dalam sepakbola pria, adalah hal wajar jika seorang pesepakbola muda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Misalnya seperti Messi yang selalu dibandingkan dengan Diego Maradona.
Namun di sepakbola wanita, perbandingan itu masih belum sepenuhnya terlihat. Para pesepakbola wanita masih sering dibandingkan dengan pesepakbola laki-laki, bukan dengan pesepakbola wanita dari generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya saja, julukan yang melekat pada sejumlah bintang sepakbola wanita sebagaimana dikutip dari
New York Times. Semuanya pasti mengacu pada asal negara si pesepakbola wanita tersebut.
Jika ada seorang pesepakbola wanita yang tampil hebat, maka ia akan dibandingkan dengan bintang sepakbola pria yang ada di negeri itu.
Sebut saja Vivianne Miedema yang sering disebut 'Female Arjen Robben', Louisa Necib yang sering disebut 'Female Zinedine Zidane', Lotta Schelin yang sering disebut 'Female Zlatan Ibrahimovic', ataupun Marta yang dikenal dengan 'Female Ronaldinho.'
Dan tidak semua senang dengan julukan yang melekat tersebut.
"Perbandingan yang ada memang sangat menyenangkan. Walaupun Ibrahimovic menginspirasi saya dan saya suka melihatnya bermain, jelas ada perbedaan besar antara kami berdua," ujar Schelin.
"Saya ingin dilihat oleh para gadis muda di Swedia sebagai Schelin, dan bukan sebagai 'Ibrahimovic versi wanita'," kata Schelin menambahkan.
Miedema juga tak setuju jika terus dibandingkan dengan Robben. "Tentu sangat keren jika saya dibandingkan dengan Robben, namun sebagai wanita jelas sangat aneh jika dibandingkan dengan pria," ucap Miedema.
"Saya Vivianne Miedema dan saya tidak bermain sepakbola dengan gaya seperti laki-laki," ucap Miedema.
Terinspirasi Laki-lakiAda yang tidak setuju dibandingkan dengan laki-laki, namun banyak pula yang mengakui bahwa permainan mereka di lapangan terinspirasi oleh bintang sepakbola dari kalangan kaum Adam.
"Messi adalah panutan dan contoh bagi saya. Dia sangat luar biasa seperti berasal dari planet lain," kata pemain Swiss, Ramona Bachmann.
"Dalam pandangan saya, Samuel Eto'o adalah striker terhebat di dunia. Saya selalu berkata bahwa suatu hari saya akan menjadi Samuel Eto'o dalam versi perempuan," ucap striker Kamerun Gaelle Enganamouit usai mencetak hattrick di laga lawan Ekuador.
Poin-poin inilah yang membuat sepakbola wanita sejauh ini masih sulit lepas dari bayang-bayang sepakbola pria. Kehebatan para pesepakbola wanita belum bisa berdiri sendiri seperti halnya atlet wanita di cabang olahraga lainnya.
(ptr/har)