Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian penggemar NBA mungkin mengenal nama Dell Curry, pebasket era 90-an yang melambung namanya bersama Charlotte Hornets. Ia adalah ayah dari Stephen Curry yang memiliki karier lumayan cemerlang meskipun harus mengakui bahwa sang anak memiliki kilau karier yang lebih baik.
Dell memulai kiprahnya di NBA pada tahun 1986 dan mencapai puncak kejayaannya di era 90-an bersama Hornets, tim yang dibelanya selama 10 tahun.
Dalam durasi tersebut, Dell berhasil membawa namanya sebagai pencetak angka plus pencetak tiga angka terbanyak dalam sejarah Hornets.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu momen terbaik dalam kariernya adalah gelar individu berupa sixth man of the year yang didapat Dell pada tahun 1994.
Dengan jarak hanya 23 tahun dari sang anak, maka pada akhirnya nama Curry tidak pernah menghilang dari NBA selama lebih dari satu dekade.
Setelah Dell memutuskan gantung sepatu pada 2002, tujuh tahun kemudian Stephen berhasil masuk NBA sebagai draft nomor urut ketujuh.
Nama Curry di NBA pun kemudian 'diwariskan' kepada Stephen. Stephen sukses menjawab itu dengan tampipl cemerlang sejak musim perdananya ketika ia mencetak 17,5 poin per laga.
Stephen pun terus sukses mengangkat nama 'Curry' di panggung NBA. Ia menjadi pencetak tiga angka terbanyak di NBA dalam tiga musim terakhir dan puncak kesuksesannya pun ada pada musim ini.
Pada musim 2014/2015 ini, Curry berhasil terpilih masuk All-NBA First Team sekaligus menyabet trofi MVP tanda dia jadi pemain paling hebat di musim ini.
Pada titik ini, Stephen telah membuktikan bahwa ia memiliki karier yang lebih cemerlang dibandingkan sang Ayah.
Namun itu semua tak membuat Stephen lupa diri. Ia tetap menganggap sang ayah adalah alasan di balik kehebatannya saat ini.
Betapa besarnya rasa hormat Stephen tergambar pada momen ketika ia menyampaikan ucapan terima kasih dalam konferensi pers usai menerima gelar MVP.
Suasana yang pada awalnya ceria mendadak jadi mengharukan saat Stephen mengucapkan terima kasih pada sang ayah.Suara Stephen mendadak tertahan dan tak lagi seperti sebelumnya.
"Saya selalu mengingat benar perjalanan kariermu. Dan ketika saya berhasil mengikuti jejakmu, maka itu sangat berarti bagi saya."
"Penghargaan ini sangat spesial dan saya selalu bangga terhadap apa yang telah kamu lakukan dalam kariermu sebelumnya," ujar Stephen.
Dan pada akhirnya Stephen berhasil mewujudkan impian yang gagal dicapai oleh Dell, yaitu memenangi trofi NBA. Dell harus mengakui bahwa Curry kedua, Stephen, lebih fenomenal darinya, namun di saat bersamaan ia bakal bangga karena Stephen selalu menghormatinya.
(ptr/ptr)