Jakarta, CNN Indonesia -- Argentina punya daftar panjang pemain-pemain yang dikatakan sebagai Maradona baru, mulai dari Juan Roman Riquelme, Javier Saviola, Ariel Ortega, Pablo Aimar, Carlos Tevez, Sergio Aguero, dan banyak lagi pemain-pemain lain yang telah memiliki nama mendunia.
Meski demikian, hanya ada satu nama saja yang hingga kini benar-benar dianggap bisa menyaingi atau setidaknya setara dengan Maradona, yaitu Lionel Andres Messi.
Lahir pada 24 Juni 1987 lalu di kota kecil bernama Rosario, Messi kini telah membawa Barcelona meraih dua kali treble, di level individual mendapatkan empat kali penghargaan Ballon d'Or, memecahkan berbagai rekor torehan gol, dan membawa Argentina ke final Piala Dunia di tanah Brasil -- meski beberapa pihak masih menganggap kekalahan di partai final tersebut adalah cacat dalam karier Messi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, mengingat Messi sendiri lebih dari sekadar mengingat angka dan belasan piala.
Seperti halnya Maradona, pesepak bola yang dikenal dengan julukan La Pulga -- si kutu -- tersebut secara konsisten selama bertahun-tahun telah menunjukkan kepada dunia bagaimana sepak bola bisa dimainkan dengan demikian indah dan terkadang menentang logika.
Pertama kalinya Pep Guardiola kembali ke Stadion Camp Nou setelah memutuskan undur diri sebagai pelatih, ia dibuat terperangah oleh nutmeg Messi pada David Luiz di partai perempat final Liga Champions.
Guardiola adalah orang yang pernah menjadi pelatih Messi selama bertahun-tahun dan telah menyaksikan Messi melakukan ratusan pertandingan, atau ribuan sesi latihan. Tapi, daya magis Messi tetap saja bisa membuatnya terkejut dan terkekeh-kekeh.
"Andai saja saya bisa selama lima detik menjadi dirinya," ujar seorang Javier Mascherano, rekan setim Messi di tim nasional Argentina dan Barcelona.
Mascherano bukan pemain sembarangan. Maradona bahkan pernah mengatakannya sebagai pemain terpenting di tim nasional Argentina ketika ia membawa mereka mengarungi Piala Dunia 2010 sebagai pelatih.
Namun, Mascherano yang diminta oleh Maradona untuk menjadi kapten itu secara jujur mengakui bahwa akan sangat luar biasa jika saja ia diberikan kesempatan lima detik untuk merasakan menjadi Messi.
Penyerang-penyerang papan atas Eropa juga akan merasakan iri luar biasa ketika menyaksikan koleksi gol-gol terbaik Messi.
Voli (rutin) dari luar kotak penalti, melambungkan bola melewati penjaga gawang Meksiko, gol
solo-run yang mirip dengan gol Maradona di Piala Dunia 1986, gol tandukan di partai final Liga Champions,
hattrick ke gawang Iker Casillas, gol aksi individual spektakuler di final Piala Raja, hanya menjadi segelintir gol-gol ikonik Messi yang membuatnya dianggap datang dari planet lain.
Bukan sekali dua kali pula umpan sempurna Messi membuat seisi stadion, dan jutaan orang yang menyaksikan dari layar televisi, tercekat secara kolektif.
Dengan seluruh pencapaiannya tersebut, tinggal satu gelar lagi yang bisa membuatnya benar-benar menjadi titisan Maradona, yaitu Piala Dunia.
Namun, kalau pun pemain yang pada hari ini genap berusia 28 tahun itu tidak bisa melakukannya, tampaknya magis Messi akan tetap dikenang dalam jangka waktu lama.
Pencarian akan Maradona baru juga tampaknya segera akan dihentikan, karena setiap anak berbakat baru dari Argentina kini akan dibandingkan dengan Messi dan apakah ia bisa menjadi "Messi Baru."
Selamat ulang tahun, Messi. Terima kasih sudah menghadirkan demikian banyak keajaiban ke lapangan hijau.
(vws)