Kerap Lirik Becker, Djokovic: Saya Tidak Curang!

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 29 Jun 2015 12:34 WIB
Menurut petenis nomor satu dunia Novak Djokovic, ia tidak berbuat curang dengan sering melirik ke arah Boris Becker ketika pertandingan sedang berlangsung.
Menurut Novak Djokovic, aksinya melirik sang pelatih, Boris Becker, bukanlah bentuk kecurangan dan ia hanya ingin mendapatkan keyakinan diri. (REUTERS/Gonzalo Fuentes)
London, CNN Indonesia -- Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, membantah dirinya melanggar aturan dunia tenis dengan mendapatkan kode dari sang pelatih, Boris Becker, ketika sedang bertanding. Menurut petenis Serbia tersebut, yang ia dapatkan dari Becker hanyalah penguatan.

Dalam dunia tenis, seorang pemain dilarang mendapatkan instruksi dari pelatih. Sebagaimana dicatatakan buku aturan Grand Slam, "Pemain tidak akan menerima pelatihan saat bertanding (termasuk saat pemanasan). Komunikasi dalam bentuk apapun, baik yang terlihat maupun terdengar, bisa dianggap sebagai melatih."

Bantahan Djokovic datang setelah Becker mengakui ia berkomunikasi dengan anak didiknya ketika bertanding.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam wawancara dengan BBC Radio 5 Live, mantan petenis asal Jerman tersebut berkata, "Ada masanya ketika ia melihat ke atas dan ia butuh diyakinkan bahwa yang dilakukannya benar," kata Becker. "Dan kami memiliki cara tersendiri untuk mengatakan padanya hal itu baik atau buruk."

"Lalu semua tergantung pada dirinya sendiri untuk mengubahnya," kata Becker.

Meski demikian, Djokovic mengatakan bahwa ia tidak menganggap aksi tersebut sebagai sebuah kecurangan.

"Ada beberapa cara spesial, menurut saya, dalam berkomunikasi. Seperti dia [Becker] telah katakan, cara Anda saling memandang, cara Anda merasakan pemain Anda bertarung, dan bagaimana Anda merasakan yang pemain Anda alami di lapangan -- saya pikir hanya sesuatu yang memberi Anda keyakinan, memberi Anda kepercayaan diri tersebut," ujar Djokovic seperti dikutip dari The Independent.

"Bukan berarti ia memberi tahu saya arah pukulan servis atau arah lapangan lawan yang harus saya mainkan, karena hal tersebut tidak terjadi."

"Namun hal itu lebih ke dorongan, dan lebih karena dukungan dan meyakinkan diri."

Turnamen Grand Slam memiliki prosedur penalti untuk pelanggaran peraturan tersebut. Pelanggaran pertama akan mendapatkan peringatan, sementara pelanggaran kedua akan mendapatkan pengurangan angka. Jika masih terus berlanjut maka pemain bisa dinyatakan kalah.

Dalam lima tahun terakhir, 24 denda pernah dikeluarkan untuk petenis pria karena melanggaran aturan tersebut. Djokovic pernah terkena dua kali, yaitu pada Australia Terbuka 2022 dan Amerika Serikat Terbuka 2013 -- keduanya sebelum Becker menjadi pelatih Djokovic.

Rafael Nadal juga pernah didenda dua kali dalam periode itu. Sang petenis Spanyol bahkan menjadi pemain dengan denda paling besar, yaitu US$ 4000 di final Australia Terbuka.

Aturan ini berbeda dengan tenis perempuan yang mengizinkan pelatih untuk memberikan instruksi sekali dalam setiap set.

Banyak yang menganggap aturan tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak perlu lagi.   

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER