Turin, CNN Indonesia -- Entah apa yang ada dalam pikiran manajemen AC Milan saat mereka setuju melepas Andrea Pirlo dengan status bebas transfer. Mereka seolah tak sadar bahwa mereka baru saja memperlemah tim dan memperkuat rival dalam satu gerakan saja karena Pirlo kemudian memilih untuk membela Juventus.
Milan sepertinya memang terlalu percaya diri saat mereka memutuskan untuk tidak memberikan perpanjangan kontrak kepada Pirlo. Milan hanya ingin satu tahun perpanjangan kontrak sedangkan Pirlo ingin durasi perpanjangan selama tiga tahun.
Tak ada kata sepakat dan Pirlo pun pergi untuk bergabung dengan Juventus dengan status bebas transfer. Pada awal kepergian Pirlo, Milan mungkin tak merasakan kehilangan karena di musim terakhirnya di Milan pun, Pirlo sudah jarang dimainkan karena cedera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Milan memiliki banyak gelandang tangguh lain seperti Mark van Bommel, Clarence Seedorf, Antonio Nocerino, Kevin Prince Boateng, Alberto Aquilani, dan lainnya.
Max Allegri sendiri sepertinya ingin lepas dari bayang-bayang Carlo Ancelotti yang menemukan formasi 'pohon cemara Pirlo' dan ingin membentuk formasi ideal menurutnya sendiri.
Di sisi lain, awal musim 2011/2012 menjadi berkah yang luar biasa bagi Juventus. Pirlo yang mulai disia-siakan di Milan mendapatkan tempat khusus di Juventus.
"Pemain dengan level dan kemampuan yang ia miliki, tanpa menyebut bahwa ia datang dengan status bebas transfer, adalah rekrutan terbaik abad ini," ujar Buffon usai partai debut Pirlo bersama Juventus.
"Saat saya bertemu Adriano Galliani (Wakil Presiden Milan) di musim panas, saya berterima kasih kepadanya."
"Saya berkata,'Terima kasih karena kamu telah mencoba untuk membuat kompetisi berjalan lebih imbang (dengan melepas Pirlo'," kata Buffon menambahkan.
Perikaraan Milan salah, dan harapan Buffon tepat. Milan ternyata gagal menampilkan performa terbaik, sedangkan Juventus justru meroket setelah kedatangan Pirlo.
Gelandang-gelandang Milan tak mampu mengimbangi barisan lini tengah Juventus yang dikomandoi Pirlo dalam perlombaan meraih titel Serie A.
Empat tahun karier Pirlo di Juventus, semuanya berujung gelar Serie A. Sementara di saat bersamaan, Milan justru makin tenggelam dan bahkan untuk sekedar berdiri sebagai penantang juara saja tidak bisa mereka lakukan dalam dua musim terakhir.
Gelar Pemain Terbaik Serie A yang didapat Pirlo selama tiga musim beruntun jadi salah satu bukti bahwa Pirlo memang dinilai memiliki kontribusi besar dalam sukses dan kebangkitan Juventus.
Di momen-momen seperti inilah, mungkin petinggi-petinggi Milan akan kembali mengenang salah satu blunder besar yang pernah mereka lakukan di musim panas 2011. Mereka seolah memberikan hadiah bagi Juventus untuk bangkit di peta persaingan sepakbola Italia.
Bila saja mereka setuju memberikan perpanjangan kontrak tiga tahun kepada Pirlo, maka paling tidak Pirlo akan bertahan di San Siro.
Dan bilapun Pirlo harus hengkang, Milan masih memiliki opsi untuk tidak memberikannya kepada rival langsungnya di Serie A seperti Juventus, karena di luar Italia sana banyak klub yang meminati Pirlo seperti Liverpool dan Chelsea.
Sepertinya tidak berlebihan bila Pirlo disebut rekrutan abad ini oleh Buffon, atau paling tidak, Pirlo adalah salah satu rekrutan gratis terbaik yang pernah ada di dunia sepakbola.
(ptr/ptr)