Surrey, CNN Indonesia -- Lagi-lagi olahraga kriket memakan korban jiwa. Kini insiden itu terjadi dalam pertandingan liga lokal di Surrey, sebuah daerah di sebelah tenggara Inggris.
Kali ini korban tersebut adalah Bavalan Pathmanathan yang bermain untuk klub Manipay Parish dalam Liga Tamil Inggris, Minggu (5/7) di arena Long Ditton.
Pathmanathan lantas dilarikan ke pusat medis dengan ambulance udara. Naas, pria berusia 24 tahun itu meninggal 48 jam kemudian akibat gagal jantung karena hantaman di dadanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Klub kami benar-benar terkejut oleh kematian di usia mudanya," demikian pernyataan resmi klub.
Seperti dikutip
BBC, kepala eksekutif klub kriket Surrey, Richard Gould menyatakan setiap anggota klub tersebut berduka cita atas kepergian Pathmanathan.
"Simpati kami berikan kepada keluarga, teman, teman-teman, komunitas kriket, dan seluruh orang yang mengenalnya," katanya.
Salah satu rekan Pathmanathan yang berada dalam pertandingan tersebut mengatakan,"Ketika dia menerima hantaman itu saya bertanya kepada (kawan) disisi lain apakah dia (Pathmanathan) baik-baik saja. Dia memberi jempol dan mengindikasikan bahwa dia tak apa, ketika menekan dadanya."
"Namun, kemudian dia (Pathmanathan) melangkah beberapa kali ke belakang dan kolaps," ujar rekan Pathmanathan tersebut.
Pada November lalu, seorang pemain kriket asal Australia, Phillip Hughes, meninggal dua hari kemudian setelah lehernya terhantam bola dalam pertandingan domestik di Sydney.
Sebuah laporan oleh Asosiasi Federasi Kriket Internasional (FICA) mengungkapkan hantaman bola kriket dapat membuat seorang pemain atau ofisial di lapangan terancam risiko yang sama besar seperti sambaran petir.
(kid/kid)