Kisruh Sergio Ramos: Antara Uang, Loyalitas, dan Ancelotti

Vriana Indriasari | CNN Indonesia
Minggu, 12 Jul 2015 09:45 WIB
Alotnya tarik ulur antara Sergio Ramos, Real Madrid, dan Manchester United menjadi warna berbeda dalam bursa transfer yang dijalani Los Blancos musim ini.
Alotnya tarik ulur antara Sergio Ramos, Real Madrid, dan Manchester United menjadi warna berbeda dalam bursa transfer yang dijalani Los Blancos musim ini. (Getty Images/Gonzalo Arroyo Moreno)
Jakarta, CNN Indonesia -- Santiago Bernabeu kembali memanas pada bursa musim panas kali ini, dimulai dengan pemecatan pelatih Los Blancos, Carlo Ancelotti, sebagai buntut fakir gelar penting musim lalu.

Masalah berkepanjangan justru terjadi pada kasus Sergio Ramos. Tarik ulur masa depan sang bek legendaris Real Madrid ini terus terjadi, tak hanya dengan pihak ketiga, tapi juga di internal klub.

Baik klub, maupun pihak Ramos, bersikukuh dengan keinginan masing-masing. Presiden Real Madrid, Florentino Perez menunjukkan sikap tak mau mengeluarkan uang berlebih untuk sang bintang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lain sisi, Ramos berusaha menagih janji Perez yang diungkapkan pada 2011 silam. Ramos yang direkrut Madrid pada 2005 silam itu sebesar 27 juta euro itu dijanjikan kenaikan gaji jika performanya meningkat pada 2011. Namun hal itu tak terwujud.

Setelah sepuluh tahun bermain untuk Los Blancos, Ramos hanya menerima bayaran enam juta euro per musim. Angka tersebut jauh di bawah Ronaldo yang menerima 17 juta euro, serta Gareth Bale sebesar 11 juta euro.

Menuntut Gaji Layak

Sepuluh tahun terakhir Ramos mengabdikan hidupnya untuk Los Blancos. Dan untuk sepuluh musim terakhir itu pula, Ramos menjadi bek tersubur di lima liga top Eropa dengan koleksi 40 gol.

Dengan catatan tersebut, Ramos merasa cukup layak mendapat bayaran besar. Ia meminta kenaikan tersebut jelang kontraknya yang akan habis dua tahun ke depan.

Berkaca pada bayaran rekan-rekan satu timnya, Ronaldo dan Bale, Ramos mengajukan angka yang mendekati kedua pemain tersebut. Namun ia juga memastikan bahwa permintaannya masih di bawah kedua rekannya tersebut, yakni sepuluh juta euro.

Namun ternyata Perez tak berniat memenuhi permintaan tersebut. Kenaikan gaji memang diberikan, tapi tak mencapai angka sesuai permintaan Ramos. Perez hanya menaikkannya menjadi delapan juta euro.

Sepuluh tahun, dengan efek cukup besar bagi klub raksasa Spanyol itu, dirasakan Ramos tak sepadan dengan tawaran Perez. Jika tak dipenuhi, Ramos pun memutuskan hengkang.

Uang atau Ancelotti?

Begitu Ramos menyatakan keinginannya pergi dari Santiago Bernabeu, maka deretan klub Liga Primer Inggris siap menyambutnya. Manchester United, Chelsea, Manchester City, dan Arsenal, bahkan sudah menanti Ramos sejak bursa transfer musim dingin lalu.

Akhir Januari 2015, Ramos memilih tetap tinggal di Madrid meski keempat klub Liga Inggris intu menawarkan angka yang jauh lebih besar. Saat itu ia mengaku tak bermasalah dengan bayaran yang ia dapat, lantaran masih nyaman bekerja sama dengan skuat Los Blancos.

Namun seiring kepergian Ancelotti yang didepak Perez, Ramos pun berubah sikap. Ramos mendadak minta perpanjangan kontrak dan kenaikan gaji yang cukup signifikan. Benarkah semua karena uang semata?

Bukan rahasia lagi jika Ramos merupakan salah satu pemain yang keberatan dengan pemecatan Ancelotti. Apakah pemecatan pelatih yang mampu mempersembahkan La Decima setelah penantian selama 12 tahun itu merupakan alasan sebenarnya? (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER