JELANG EPL 2015/2016

Manchester City Tak Puas Sekadar Papan Atas

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 07 Agu 2015 17:43 WIB
Manchester City telah menunjukkan konsistensi di papan atas Liga Inggris. Untuk musim 2015/2016, 'The Citizens' ingin kembali meraih trofi juara.
Manchester City ingin kembali bertakhta di Liga Primer Inggris. (Reuters / Jason O'Brien)
Manchester, CNN Indonesia -- Dalam setengah dekade terakhir, Manchester City sukses selalu berada dalam posisi tiga besar. City sudah sah menjelma sebagai kekuatan tradisional di Liga Primer Inggris dan bakal selalu jadi favorit juara, termasuk musim ini.

Kekuatan dana yang besar sejak masuknya Sheikh Mansour membuat City yang pada awalnya merupakan klub papan tengah di era 2000-an menjelma jadi klub papan atas di era 2010-an.

Di saat tim-tim besar macam Manchester United dan Liverpool menunjukkan pasang-surut posisi di beberapa tahun terakhir, City berhasil unjuk gigi lewat konsistensi mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam empat musim terakhir, mereka dua kali sukses menjadi juara liga dan dua musim lainnya berakhir dengan duduk di posisi runner up.

"Kami yakin bahwa kami akan kembali mendapatkan gelar juara liga. Kami akan menjalani musim yang sangat hebat setelah ini," ujar pelatih Manchester City Manuel Pellegrini penuh keyakinan.

Bagi City, posisi empat besar saat ini bukanlah sebuah kepuasan karena hanya status juara yang bakal membuat mereka bisa tertawa di akhir musim nanti. Pola pikir itulah yang sudah ditanamkan oleh Pellegrini sejak persiapan pramusim dimulai.

Fondasi kekuatan City dalam keberhasilan mereka meraih dua trofi Liga Primer Inggris terletak pada nama-nama macam Joe Hart, Vincent Kompany, Yaya Toure, David Silva, dan Sergio Aguero.

Mereka berhasil menjadi tulang punggung 'The Citizens' sehingga wajah City pun tak terlihat terlalu berubah dari musim ke musim.

City sendiri sadar bahwa mereka butuh darah baru untuk memperkuat posisi mereka di tengah persaingan melawan tim-tim besar lainnya. Namun sayangnya, strategi belanja City dalam beberapa musim terakhir tak selalu berakhir bagus.

Stevan Jovetic, Eliaquim Mangala, Wilfried Bony, dan Fernandinho adalah nama-nama yang dibeli dengan harga tinggi namun tak berhasil menunjukkan performa seusai yang diharapkan.

Untuk musim panas kali ini, City tak terlihat terlalu agresif. Satu-satunya kehebohan yang dihasilkan City adalah saat mereka membajak Raheem Sterling dari Liverpool dengan nilai 44 juta poundsterling.

City sepertinya sudah puas dengan materi tim yang mereka miliki sehingga pertanyaan besar bagi mereka saat ini adalah sejauh mana dan secepat apa Sterling bisa beradaptasi dengan tim City yang tidak banyak mengalami perubahan.

Peran Sterling

Sterling selama ini sudah digadang-gadang sebagai salah satu pemain paling potensial namun nilai 44 juta poundsterling yang mengiringi kedatangannya ke Stadion Etihad pastinya akan membuat Sterling jadi sorotan dan perhatian utama.

Bila Sterling bisa mendapatkan ritme permainan terbaiknya, maka lini serang City akan makin tajam dan berbahaya. Kombinasi kecepatan dan tusukan dari Sterling, Silva, dan Samir Nasri pastinya bakal memudahkan Aguero mencari ruang kosong di depan gawang.

Musim lalu, City sukses mengakhiri musim dengan status sebagai tim dengan produktivitas gol tertinggi. Aguero dan kawan-kawan mencetak 83 gol, 10 gol lebih banyak dari Chelsea yang ada di urutan kedua.

Jika Sterling bisa cepat beradaptasi, maka jumlah gol City akan makin bertambah. Namun bila Sterling terlalu banyak memainkan bola seperti yang kadang ditunjukkannya di Liverpool, maka itu akan mengurangi efektivitas serangan City yang ada selama ini.

"Saya bisa dengan mudah mengambil keputusan untuk bergabung dengan City melihat situasi yang ada pada mereka saat ini."

"Saya sudah tak sabar untuk segera bekerja sama dengan rekan-rekan begitu musim baru dimulai. Target saya adalah menambah jumlah gol dan assist, serta bermain lebih baik di lapangan," kata Sterling.

Di lini tengah, Yaya Toure kini bakal mendapatkan opsi rekan pendamping seiring kedatangan Fabian Delph. Lini belakang City pun boleh dibilang lumayan solid karena menjadi tim nomor urut keempat dalam peringkat tim paling sedikit kebobolan.

Masa Depan Pellegrini

Setelah tetap bertahan meski gagal membawa City juara musim lalu, maka musim 2015/2016 bakal jadi pertaruhan terakhir bagi Pellegrini. Hasil buruk di kompetisi domestik dan Liga Chammpions bakal membawa Pellegrini makin dekat dengan pintu keluar.

Bila sepanjang musim para pemain andalan City berada dalam kondisi bugar, maka Pellegrini bisa berlega hati. Namun masalah dan kejelian Pellegrini sebagai pelatih bakal diuji jika pemain andalan seperti Aguero, Yaya Toure, dan David Silva mengalami cedera panjang.

Pasalnya meski bertabur bintang dengan harga selangit, komposisi City tidak berimbang seiring dengan banyaknya pemain yang belum bermain sesuai harapan.

Contohnya saja bila Aguero cedera, maka Pellegrini hanya tinggal memiliki Bony karena Jovetic sudah dijual dan Edin Dzeko dikabarkan hampir pasti bergabung ke AS Roma. Belum lagi membayangkan sulitnya City bermain tanpa kehadiran Yaya Toure sebagai motor di lini tengah. Hal seperti inilah yang kemudian mutlak jadi perhatian Pellegrini sepanjang musim 2015/2016 mendatang.

Satu hal yang pasti, Pellegrini mesti sadar bahwa musim 2015/2016 tidak akan berjalan seperti keinginan dirinya sepenuhnya. Bakal ada masalah yang muncul, dan di situlah Pellegrini bisa memberikan jawaban mengapa dirinya masih pantas duduk di kursi pelatih City.


(ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER