Juara Dunia Tak Melulu Identik dengan Juara Olimpiade

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 09 Agu 2015 12:52 WIB
Kejuaraan Dunia jadi tolok ukur paling pas jelang Olimpiade. Namun mereka yang sukses jadi juara dunia tak melulu jadi juara Olimpiade setahun setelahnya.
Lin Dan merupakan salah satu pemain paling konsisten yang pernah ada. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak yang menyebut Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan setahun sebelum Olimpiade merupakan gambaran kekuatan terkini yang tak akan banyak berubah hingga Olimpiade berlangsung. Namun, juara dunia setahun sebelum Olimpiade tak melulu menjadi juara Olimpiade setelahnya.

Sejak Olimpiade mempertandingkan cabang olahraga bulutangkis pada tahun 1992, total berarti sudah ada enam penyelenggaraan Kejuaraan Dunia yang berlangsung setahun sebelum Olimpiade.

Dari enam penyelenggaraan Kejuaraan Dunia dan Olimpiade, total hanya ada delapan orang/pasangan yang sanggup menjadi juara dunia disusul juara Olimpiade setahun berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun presentase keberhasilan menjadi juara dunia disusul juara Olimpiade hanya 27,5%, namun grafik yang ada menunjukkan peningkatan.

Setelah tak ada juara dunia 1991 yang mampu jadi juara Olimpiade 1992, pada tiga penyelenggaraan Kejuaraan Dunia-Olimpiade berikutnya hanya ada satu pebulutangkis yang mampu menjadi juara dunia plus juara Olimpiade secara beruntun.

Grafik meningkat baru terlihat di dua penyelenggaraan Kejuaraan Dunia-Olimpiade terakhir. Pada Olimpiade Beijing 2008, ada dua juara dunia 2007 yang berhasil meraih medali emas yaitu Lin Dan dan Markis Kido/Hendra Setiawan.

Sementara itu pada Olimpiade London 2012, ada tiga juara dunia 2011 yang sukses memenangkan medali emas, yaitu Lin Dan, Cai Yun/Fu Haifeng, dan Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Para pebulutangkis yang turun ke Kejuaraan Dunia kali ini pun datang dengan tekad sebagai bagian dari persiapan mereka menuju Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Meski demikian, bisa memenangkan Kejuaraan Dunia dan Olimpiade dalam rentang waktu satu tahun ke depan bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Mereka yang berhasil menjadi juara dunia dan juara Olimpiade dalam kurun waktu satu tahun adalah mereka yang sukses mempertahankan konsistensi penampilan mereka.

Berbagai contoh nyata sudah terlihat di masa lalu. Haryanto Arbi yang sukses menjadi juara dunia 1995 dan favorit kuat di Olimpiade Atlanta harus gigit jari lantaran tersisih di babak semifinal.

Dominasi Kim Dong-moon/Ra Kyung Min di Kejuaraan Dunia dan turnamen-turnamen lainnya justru berubah jadi beban berlebihan saat mereka tampil di Olimpiade.

Nova Widianto/Liliyana Natsir juga menjadi favorit kuat memenangi Olimpiade 2008 lalu setelah mereka jadi juara dunia setahun sebelumnya. Namun akhirnya mereka kalah di babak final di tangan ganda yang tak terlalu diunggulkan, Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung.

Untuk tahun ini, situasi yang sama pun sepertinya bakal kembali terjadi. Saat ini tidak ada pebulutangkis yang benar-benar dominan atas lawan-lawannya di sebuah nomor. Di tiap nomor, setidaknya terdapat empat atau lebih pemain/pasangan yang bisa saling mengalahkan.

Itulah yang membuat persaingan di dunia bulutangkis setahun ke depan tidak akan berjalan monoton. Mereka yang memenangkan titel juara dunia nantinya tidak akan santai-santai begitu saja karena deretan rival yang mereka kalahkan bakal bekerja lebih keras dan bersiap balas dendam di Olimpiade tahun depan.

Daftar pebulutangkis yang berhasil menjadi juara dunia dan juara Olimpiade secara berurutan:

Kejuaraan Dunia 1991 dan Olimpiade Barcelona 1992 : -

Kejuaraan Dunia 1995 dan Olimpiade Atlanta 1996 : Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky

Kejuaraan Dunia 1999 dan Olimpiade Sydney 2000 : Ge Fei/Gu Jun (China)

Kejuaraan Dunia 2003 dan Olimpiade Athena 2004 : Zhang Ning (China)

Kejuaraan Dunia 2007 dan Olimpiade Beijing 2008 : Lin Dan (China) dan Markis Kido/Hendra Setiawan

Kejuaraan Dunia 2011 dan Olimpiade London 2012 : Lin Dan (China), Cai Yun/Fu Haifeng (China), Zhang Nan/Zhao Yunlei (China). (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER