Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang kariernya, Louis van Gaal dikenal sebagai pelatih besar. Semenjak mengawali karier kepelatihannya di Ajax Amsterdam pada 1991 silam, Van Gaal telah mengoleksi 19 trofi di tingkat klub.
Selain itu, tim yang ia arsiteki pun bukanlah tim-tim gurem. Setelah melatih Ajax hingga 1997, Van Gaal hijrah ke Spanyol untuk melatih Barcelona. Sempat diseling melatih timnas Belanda kurun waktu 2000-2002, Van Gaal kembali ke Camp Nou selama semusim.
Setelah itu, pria yang kini berusia 64 tahun itu kembali ke Belanda untuk melatih AZ Alkmaar (2005-2009). Sukses bersama AZ, raksasa Jerman, Bayern Munich tertarik kepadanya dan mempercayainya kurun waktu 2009-2011.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Timnas Belanda lalu meminta Van Gaal kembali melatih tim Oranye. Van Gaal pun membawa timnas Belanda hingga menempati tempat ketiga Piala Dunia 2014. Dan, setelah perhelatan akbar FIFA itu berakhir, Van Gaal pun dipercaya menukangi Manchester United.
ManUtd yang semusim sebelumnya terpuruk--bahkan tak bisa lolos ke Liga Europa--itu dibawa Van Gaal kembali bertaji. Tak langsung pulih ke papan atas, namun Van Gaal berhasil membawa ManUtd finish di urutan keempat di bawah Arsenal, Manchester City, dan juara musim lalu, Chelsea.
Sukseskah dia?Justru Van Gaal dikritik mantan pemainnya di Barcelona, Hristo Stoichkov. Eks pemain timnas Bulgaria itu mengkritik Van Gaal sebagai pelatih medioker. Itu diutarakan Stoichkov terkait rumor transfer penyerang Barcelona Pedro Rodriguez ke Manchester United.
Tak hanya itu, Stoichkov yang pernah merasakan dilatih manajer asal Belanda itu pada era 90-an, berharap Pedro, mengurungkan niatnya untuk hengkang ke klub Inggris tersebut.
"Saya tidak akan pernah mau berada di bawah perintah Van Gaal," ujar Stoichkov kepada radio Spanyol,
Onda Cero. "Dia itu medioker."
"Dia telah menghancurkan Barcelona dan kini menghancurkan Manchester United. Apa yang telah ia lakukan pada (Victor) Valdes menunjukkan bahwa ia merupakan pribadi yang buruk. Saya harap Pedro mendengar saya dan tidak pergi ke sana."
 Victor Valdes bergabung dengan Manchester United dengan status bebas transfer pada musim dingin lalu. (Reuters/Andrew Yates) |
Van Gaal sendiri telah menuai kritik dari beberapa anggota skuat ManUtd karena tindakannya yang menyuruh ofisial tim memindahkan barang-barang Valdes ke ruang ganti tim U-21.
Tindakan Van Gaal awal Agustus itu sempat dikabarkan membuat berang rekan senegara Valdes di United seperti David De Gea, Juan Mata, dan Ander Herrera, yang menganggap manajer mereka tak menghormati Valdes.
Stoichkov pribadi mengaku dirinya tak heran dengan perilaku Van Gaal.
Apalagi ia pernah merasakan pengalaman pahit dengan mantan bosnya itu.
"Saya tak memiliki rasa hormat padanya," ujar Stoichkov menambahkan. "Ketika saya cedera, Van Gaal bertanya pada istri saya mengapa ia mau menikah dengan seseorang seperti saya. Istri saya menjawab bahwa saya peraih Ballon d'Or."
Stoichkov membela Barcelona dalam dua periode. Pertama selama lima musim, kurun waktu 1990-1995. Sempat hijrah ke Italia selama semusim untuk bermain di Parma, pria yang kini berusia 49 tahun itu kembali ke Barcelona pada 1996. Dan, ketika Van Gaal melatih pada musim, Stoichkov memilih pindah ke Rusia pada 1998.
"Kepergian saya (dari Barcelona) pada 1998 lalu, jelas merupakan salah Van Gaal," ujar dia.
Pria yang dijuluki
El Pistolero saat bermain di Barca itu menyatakan dirinya tak suka dengan keputusan Van Gaal memainkan dirinya di lini tengah kala itu.
"Padahal seumur hidup, saya bermain sebagai penyerang. Saya tak belajar apapun darinya. Jika suatu saat nanti ia kembali ke Barca, saya akan berhenti jadi anggota klub itu," ujar Stoichkov.
(kid/kid)