Manchester, CNN Indonesia -- Mantan gelandang timnas Inggris dan Manchester United, Paul Scholes, menyatakan dirinya merasakan kerinduan berat dengan sepak bola.
"Saya mencintai sepak bola, saya tidak pernah terlibat mendalam dalam dua tahun terakhir dan saya sekaran akan melatih didalamnya," kata Scholes seperti dikutip dari
Euro SportsScholes mengakui dirinya merindukan momen-momen di ruang ganti sebelum pertandingan, jeda di antara dua babak, dan setelah pertandingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inilah yang mungkin momen ketika saya paling merindukannya, ketika anda melihat tim bersiap-siap (untuk pertandingan) Sabtu petang - dan anda melihat sebuah hasil sepanjang waktu dan anda tidak terlibat," ujar pria yang membela Manchester United dari junior hingga menggantung sepatunya.
Pria yang kini berusia 40 tahun itu telah betul-betul menggantungkan sepatunya pada 2013 silam.
Sebelumnya, ia sempat memutuskan pensiun pada 2011. Namun, pada musim 2012/13, Scholes diminta Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson kembali bermain dan diberi kontrak satu tahun.
Dan, di akhir musim itu, Scholes memberikan kado spesial yakni trofi Liga Primer Inggris. Sama halnya seperti Scholes, Sir Ferguson pun pensiun sebagai pelatih pada akhir musim 2012/13.
Setelah menggantung sepatu untuk kedua kalinya, Scholes pun menjalani karier baru sebagai analis sepak bola untuk saluran olahraga. Adapun tentang kerinduannya pada sepak bola, Scholes mengungkapkan dirinya berpeluang untuk kembali ke lapangan hijau sebagai seorang pelatih atau manajer.
Hal itu sebetulnya bisa didapat Scholes pada awal musim ini. Oldham menawarkan Scholes kursi sebagai manajernya, namun tawaran itu ditolaknya. Scholes menjawab tarawan itu dengan mengatakan, "Nanti akan ada saatnya."
Pada September tahun lalu, Scholes dan rekan-rekannya di
Class of '92 akademi sepak bola ManUtd yaitu Ryan Giggs, Nicky Butt, dan Neville bersaudara menjadi pemilik Salford City.
Sejak saat itu, Scholes pun mulai ikut bagian dalam porsi latihan Salford. Ia tak sendirian karena Phil Neville juga ikut di sana.
Belakangan, Neville mengadu nasib kepelatihannya di Spanyol. Ia menjadi asisten pelatih Valencia, Nuno Espirito Santo.
Baca: Kisah Awal Phil Neville Hijrah ke Spanyol (kid/kid)