Teriakan-teriakan Perempuan dari Pinggir Arena

CNN Internasional | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2015 21:00 WIB
Semula dianggap sebagai sesuatu hal tabu, kini sosok pelatih perempuan di dunia olahraga laki-laki mulai muncul dan menjadi kelaziman.
Selama satu tahun terakhir Andy Murray dilatih oleh mantan petenis profesional asal Perancis, Amelie Mauresmo. (EUTERS/David Gray)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah perubahan sedang terjadi di dunia olahraga, bukan hanya pada 1-2 olahraga saja, melainkan pada beberapa cabang olahraga terkait sosok pelatih.

Bila sosok pelatih olahraga yang digeluti oleh kaum adam biasanya diidentikan dengan sosok pria, maka kini para wanita pun menunjukkan bahwa mereka juga punya kapasitas untuk bersaing.

"Apa yang bakal kalian temukan di NBA, sepakbola, dan NFL adalah para atlet hanya mempedulikan sosok yang mampu membuat mereka tampil lebih baik sebagai seorang pemain (tak peduli jenis kelaminnya)," kata Dr, Justine Siegal dari Pusat Universitas Northeastern untuk Studi  Olahraga dalam Masyarakat, seperti yang dikutip dari CNN (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan lalu, asisten pelatih Sacramento Kings, Nancy Lieberman, menjadi perempuan kedua yang bekerja di sisi lapangan NBA, mengikuti jejak Becky Hammon yang sudah dua musim menjadi asisten pelatih San Antonio Spurs dibawah juara lima kali NBA, Gregg Popovich.

Popovich tak masalah dengan Hammon, asisten berumur 38 tahun, yang membantunya meracik strategi tim sejauh ini.

"Ia adalah seorang pemimpin, berapi-api, memiliki kecerdasan tinggi, dan para pemain menghormatinya. Dia berada di luar lapangan, berlatih bersama kami, dan itulah kenapa kami membuatnya bekerja sepanjang waktu," ucap Popovich menambahkan.

"Saya bahkan tidak melihat dirinya dengan label sosok pelatih perempuan pertama di NBA atau apapun. Saya melihat dia sebagai seorang pelatih dan ia pandai untuk itu."

Sejarah Murray dan Mauresmo

Di dunia tenis, setelah memenangkan gelar grand slam dan emas Olimpiade bersama Ivan Lendl, Andy Murray memutuskan untuk melakukan sebuah pergantian besar.

Murray menunjuk Amelie Mauresmo dan hal ini membuat dirinya mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang menjadi pelatih seorang petenis papan atas.

Pelatih asal Perancis yang pernah meraih dua titel juara Grand Slam ini kemudian tidak terlihat canggung memberikan instruksi dalam hari-hari latihan.

"Bagi saya, bukan hal yang aneh memiliki pelatih seorang wanita karena saya dibesarkan dengan seorang pelatih perempuan," kata Murray.

Pelatih perempuan tersebut adalah ibunda Murray yang memainkan peran utama dalam perkembangannya. Jadi yang dilakukan Murray adalah pengulangan atas apa yang pernah ia lakukan sebelumnya.

"Saat bersama ibu saya, ia dapat mendengarkan saya dengan baik dan itu adalah sesuatu yang saya merasa butuhkan sekarang ini," ucap Murray.

Stigma yang Tak Lagi Kejam

Di NFL, Arizona Cardinals mengambil Jen Welter sebagai seorang asisten pelatih untuk kamp pelatihan dan pra-musim.

Sementara itu klub divisi dua asal Perancis, Clermont Foot 63, memulai musim keduanya dibawah manajer Corinne Diarcre. Sedangkan mantan pelatih Arsenal Putri, Shelley Kerr, telah mengambil alih kendali di klub asal Skotlandia, Stirling University.

Mengapa tiba-tiba semua perempuan itu mendapatkan celah untuk melatih laki-laki di bidang olahraga?

"Apa yang kita lihat saat ini dengan mata yang lebih terbuka, kriteria seseorang layak jadi pelatih mengalami sedikit pergeseran dari yang kita percaya secara tradisional di masa lalu," tutur Siegal yang juga pernah jadi pelatih tim pria.

Pada 2009, ia menjadi perempuan pertama yang melatih Brockton Rox, sebuah tim liga independen di wilayah Boston.

"Semua perempuan tahu bahwa peran mereka jauh lebih penting dari sekadar yang mereka lakukan," tutur Siegal.

"Pada setiap langkah yang saya buat, saya tahu bahwa ada anak di belakang saya memperhatikan saya dan bertanya apakah mungkin seorang perempuan melatih laki-laki. Hal itu membuat saya lebih berhati-hati dalam bereaksi terhadap semua hal. Saya tahu misi saya lebih besar dari saya sendiri."

Jalan melatih laki-laki tak selamanya dipenuhi cerita indah. Seperi misalnya misi Siegal yang hanya berjalan enam minggu.

"Ketika tim tidak bermain baik, maka mereka akan mulai mencari seseorang yang bisa disalahkan. Dan ketika ada sosok wanita di tim ini, maka biasanya ia akan menjadi orang pertama yang disalahkan,"  ucap Siegal.

Sama halnya seperti pelatih laki-laki, para pelatih perempuan pun pastinya sempat mengalami hari-hari sulit. Namun kondisi sulit yang dialami para pelatih perempuan saat menangani atlet atau tim laki-laki papan atas setidaknya sudah menunjukkan sebuah kemajuan, bahwa kini mereka punya ruang dan kesempatan yang lebih besar dibandingkan era periode-periode sebelumnya. (arby/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER