London, CNN Indonesia -- Dua mantan bintang Liverpool mengkritik Manajer tim tersebut Brendan Rodgers menyusul kekalahan
The Reds 1-3 dari Manchester United di Old Trafford, Sabtu (12/9) malam WIB.
Graeme Souness dan Jamie Carragher mempertanyakan taktik yang diterapkan Rodgers dalam membesut Liverpool saat ini. Souness yang memperkuat Liverpool di era 1978-1984 menilai Rodgers terlalu menempatkan pemain pada posisi yang tak disukanya.
Dalam laga di Old Trafford tadi malam, Rodgers menempatkan penyerang Danny Ings dan gelandang serang Roberto Firmino di posisi yang lebih lebar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mengapit penyerang sentral Christian Benteke dari sayap yang berjauhan.
"Firmino tidak ingin berada di luar sana. Di sisi lain, Ings tak ingin di sana juga. Mereka memiliki pembelaan: 'Ini bukan posisi saya, saya tidak bermain di situ'," kata Souness seperti dikutip
Sky Sports.
Menurut Souness yang juga pernah menjadi Manajer Liverpool (1991-1994) Ings adalah seorang penyerang yang akan memburu gol, bukan seorang
winger yang melayani striker dari sayap.
"Anda harus membuat seseorang bermain di posisi yang mereka sukai dan Liverpool tidak melakukan itu saat ini," tukas Souness.
"Mereka membutuhkan gol-gol. Anda tidak harus selalu bermain baik, tetapi jika anda mencetak gol itu akan mengamuflase dosa berlapis dan Liverpool harus datang dengan sebuah sistem itu."
Souness pun meminta Rodgers agar lebih banyak berdiskusi dengan pemain-pemainnya sendiri yang telah dibeli mahal mengenai posisi dalam taktik permainan Liverpool.
Sementara itu Carragher menilai dengan sistem formasi Liverpool yang ada saat ini Benteke tak mendapatkan cukup bantuan untuk mencetak gol.
Itu pun sudah ditambah dengan absennya para penggawa Liverpool seperti Philippe Coutinho, Jordan Henderson, dan Adam Lallana. Mantan wakil kapten Liverpool itu pun menyarankan agar Rodgers kembali menggunakan dua penyerang dibandingkan tetap bersikeras dengan formasi 4-3-3.
"Saya katakan sebelum pertandingan (formasi) ini harus dua (penyerang) di depan dan mereka harus bermain dalam sebuah formasi berlian, tetapi mereka tetap dengan 4-3-3," kata Carragher.
"Saya tak mengerti apa poinnya memainkan Danny Ings di posisi yang lebih lebar. Dia tidak memberi dukungan apapun kepada Benteke," ujar Carragher.
Liverpool saat ini, tukas Carragher, hanya punya satu
winger yakni Jordon Ibe.
"Mereka tidak punya banyak pemain di sayap. Firmino bukan seorang pemain sayap dan juga Coutinho yang pekan lalu di sana juga bukan seorang pemain sayap," kata Carragher.
Kembali ke masa lalu, Carragher mengingatkan musim-musim terbaik Liverpool terjadi ketika mereka mengguanakan dua penyerang seperti di era Luis Suarez dan Daniel Sturridge pada musim 2013/14.
Satu-satunya gol Liverpool ke gawang ManUtd dicetak Benteke lewat tendangan salto pada menit ke-84. Saat itu Ings telah ditarik keluar diganti Ibe.
Ketika Ibe mulai bermain, permainan sayap Liverpool mulai berjalan dan membahayakan gawang ManUtd beberapa kali. Beruntung kiper yang baru mendapatkan kembali tempatnya setelah gagal pindah ke Madrid, David De Gea, menunjukkan kualitasnya sebagai kiper tangguh dengan memblok tiga tembakan.
Dalam pertandingan tersebut, meninjau statistik yang dilansir dari situs resmi Liga Inggris, Liverpool melepaskan delapan tembakan, empat
on target dan empat
off target.
Adapun tuan rumah melepaskan enam tembakan, tiga
on target dan empat
of target.
Sementara itu dari upaya umpan silang, tuan rumah lebih banyak yakni 16 kali sementara Liverpool delapan kali.
Dari delapan upaya umpan silang itu hanya dua yang sukses yakni dari sisi kanan ketika Ibe sudah bermain di lapangan.
(kid/den)