Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang imigran yang dijegal juru kamera asal Hungaria, Petra Lazlo, ternyata seorang pelatih sepak bola ternama di Suriah. Kini Osama Abdul Mohsen mendapat tawaran melatih di sebuah sekolak sepak bola di Madrid, Spanyol.
Mohsen menjadi terkenal setelah
dijegal Lazlo saat berlari dari kejaran polisi di dekat perbatasan Serbia. Mohsen yang sedang menggendong anaknya yang masih tujuh tahun, Zaid, terjatuh setelah dijegal Lazlo.
Lazlo kemudian dipecat dari perusahaannya tempat bekerja, N1TV. Lazlo, yang mengaku telah menendang seorang imigran dan menjegal Mohsen karena merasa terancam, akhirnya mengeluarkan permintaan maaf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring dengan berjalannya waktu, identitas Mohsen akhirnya terungkap. Mohsen ternyata seorang pelatih sepak bola yang cukup terkenal di Suriah, dan pernah menangani klub Liga Primer Suriah, Al-Fotuwa SC.
Seperti dikutip dari
AS, Al-Fotuwa SC merupakan salah satu klub raksasa Suriah dengan koleksi dua gelar liga dan empat Piala Liga. Mohsen memutuskan untuk meninggalkan Suriah dan mencari kehidupan baru di Eropa menyusul terjadinya perang saudara.
Setelah tinggal di Munich dan Paris, Mohsen akhirnya mendapat kesempatan memulai kehidupan di Madrid. Sebuah sekolah sepak bola asal Getafe, Madrid, Cenafe, menawarkan Mohsen pekerjaan dan tempat tinggal di akademi tersebut.
"Ini impian yang menjadi kenyataan. Sebelum bekerja, saya ingin mengumpulkan keluarga saya. Kami berpencar, dan saya ingin kami bersama dan menikmati kehidupan di sini," ujar Mohsen seperti dilansir
Reuters.
Pihak Cenafe juga akan membiayai perjalanan istri dan sejumlah keluarga Mohsen yang saat ini masih berada di Turki untuk bergabung dengannya di Getafe.
Direktur Cenafe, Miguel Galan, mengaku terpukul melihat insiden yang melibatkan Mohsen dan kedua anaknya, Zaid dan Mohammad al Ghadabe. Cenafe menggunakan dana promosi untuk membayar uang sewa apartemen Mohsen dan keluarganya di Getafe.
Cenafe sendiri dalam pernyataannya mengklaim, salah satu keputusan untuk merekrut Mohsen diambil agar para pemain muda asuhan mereka bisa mempelajari bahasa dan kultur klub-klub sepak bola asal Timur Tengah. Hal itu penting, karena banyak klub dari Uni Emirat Arab, Qatar, dan Mesir, mulai melirik pemain asal Spanyol.
(har/har)