Crosser Perempuan Iran Berpacu di Antara Ketidakpastian

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Selasa, 22 Sep 2015 14:10 WIB
Behnaz Shafiei sadar dirinya akan sukar terlibat dalam kompetisi olahraga motor trail di negaranya, Iran, namun ia tetap berlatih keras untuk itu.
Behnaz Shafiei memiliki impian membela negaranya dalam ajang kompetisi motor cross Internasional. (Dok. CNN Intenational)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah motor trail berwarna kuning dengan kapasitas 250cc melaju di trek berombak di sebuah kawasan pegunungan di dekat ibu kota Iran, Teheran.

Si pengendara motor itu beradu dengan crosser-crosser lain melalap jalur tanah. Dia berhasil meraih waktu terbaik dalam latihan balap tersebut.

Namun, sesaat kemudian, mereka yang baru melihat seri latihan itu terpana saat si empu motor kuning membuka helmnya. Ternyata seorang perempuan yang menjadi pebalap tercepat tersebut. Ia adalah Behnaz Shafiei, 26.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Crosser perempuan di belahan dunia lain mungkin hal yang biasa, namun tak biasa di Iran.

Pasalnya negara itu menganut sistem syariah di mana seorang perempuan akan sulit untuk melakukan hal yang biasa dilakukan kaum pria--termasuk menjadi atlet, apalagi crosser.

Beberapa waktu lalu kebijakan Iran menggemparkan dunia olahraga karena kapten timnas futsal negeri itu, Niloufar Ardalan, batal ikut bertanding dalam kejuaraan dunia yang berlangsung di Malaysia.

Alasannya adalah ia tak mendapatkan izin dari suaminya yang juga seorang wartawan olahraga.

"Saya yakin 100 persen Anda tidak boleh membedakan antara perempuan dan pria," tukas Shafiei menanggapi kesialan yang menimpa Ardalan seperti dikutip dari CNN, "Dalam banyak olahraga, perempuan telah membuktikan mereka juga hebat."

Shafiei adalah satu dari sedikit perempuan yang menjadi crosser kelas kakap di Iran. Shafiei sendiri sudah akrab dengan kuda besi itu sejak dia masih kecil dan mulai serius ketika beranjak remaja.

"Ketika saya masih 15 tahun saya melihat seorang wanita pergi kemanapun dia ingin pergi dengan sepeda motor, dan saat itulah saya mulai berpikir untuk dapat mengendarai dengan baik," ujar Shafiei.

Shafiei belajar mengendarai sepeda motor dengan bantuan kakak prianya. Bersama saudaranya itu pula lah ia berlatih menunggangi motor.

Ikut dalam kompetisi motocross di Iran adalah hal yang sedikit mustahil bagi para perempuan di Negari Para Mullah tersebut.

Pasalnya perempuan bahkan tidak bisa mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Shafiei ingat pandangan beberapa pria Iran ketika pertama kali melihat dirinya menjajal motocross.

"Ketika mereka melihat kami mereka berkata, 'Anda seharusnya tetap tinggal di rumah dan masak--olahraga ini bukan untuk anda.' Itu sangat membuat marah, jadi saya ingin menunjukkan bahwa mereka salah," ujar Shafiei.

Perlahan namun pasti bakat Shafiei pun mulai dipandang. Bukan hanya itu, juara motocross Iran, Rasoul Najafi, bersedia menjadi pelatih Shafiei.

Keduanya kerap melalap trek tanah bersama-sama. Najafi berada di depan untuk menunjukkan teknik serta trik kepada Shafiei yang berada di belakangnya.

"Dia sangat bertalenta dan dapat mencapai (level) yang sangat tinggi. Tetapi dia membutuhkan fasilitas yang lebih baik dan lebih banyak sponsor untuk lebih profesional," kata Najafi yang mengaku dirinya pun sempat memandang aneh melihat perempuan yang serius dalam bidang olahraga di Iran.

Najafi mengatakan, saat ini satu-satunya masalah Shafiei adalah dia tidak bisa berkompetisi di Iran. Sementara itu untuk memenuhi undangan berkompetisi di Eropa dan Amerika Serikat, Shafiei selalu mendapatkan masalah klasik yakni dana.

Shafiei dan timnya selalu kekurangan dana untuk mewujudkan perjalanan memenuhi undangan kompetisi di Eropa maupun Amerika Serikat.

Menanggapi hal itu, Shafiei mengaku tidak terlalu memikirkannya. Perempuan yang mengenakan topi snapback saat diwawancara itu mengatakan dia memang berusaha keras untuk menjadi crosser profesional, namun dia juga menikmati olahraga itu sebagai sarana untuk bersenang-senang.

Atas dasar itu, Shafiei menegaskan dia akan tetap berkendara cepat, melompat tinggi, dan berharap suatu hari nanti dirinya dapat membela Iran dalam bidang olahraga yang ia cintai tersebut.

(kid/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER