Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah Liverpool memutuskan untuk memecat Brendan Rodgers seusai imbang 1-1 melawan Everton dalam lanjutan Liga Primer Inggris, Minggu (4/10), beragam reaksi muncul dari mantan penggawa The Reds.
Salah satunya adalah dari mantan manajer Liverpool periode 1991 hingga 1994, Graeme Souness, yang justru mempertanyakan alasan awal pemilik The Reds, Fenway Sports Group (FSG), menunjuk Rodgers sebagai manajer klub asal Merseyside tersebut.
"Dengan segala hormat pada Brendan Rodgers, saya tak dapat melihat bagaimana dari awal mereka (FSG) bisa memberikannya (Rodgers) pekerjaan," ujar Souness seperti dilansir
Daily Mirror.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, menurut Souness, musim sebelumnnya Liverpool memiliki Kenny Dalglish yang berhasil mempersembahkan trofi Piala Liga dan juga membawa mereka ke final Piala FA. The Reds bisa mengantongi gelar keduanya bersama Dalglish andai tidak digagalkan penampilan gemilang kiper Chelsea, Petr Cech, pada partai puncak.
Kendati mempertanyakan alasan pemilihan Rodgers, Souness tak dapat menyembunyikan kekagetan ketika mendengar manajer berusia 42 tahun itu kini telah dilengserkan.
"Saya terkejut. Dia diberikan banyak uang untuk memulai musim ini dan kini ia dipecat begitu cepat di awal musim baru. Saya pikir itu luar biasa," ujar Souness melanjutkan.
Tak hanya itu, Souness juga menyoroti kebijakan FSG yang ia anggap membuat Liverpool menjadi klub 'penjual', karena The Reds mendatangkan pemain muda, membinanya, dan kemudian menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.
"Menyakitkan bagi saya mengatakan ini, tetapi Liverpool telah menjadi klub penjual. Kapan terakhir kali mereka membeli pemain jadi? apakah (Christian) Benteke merupakan pemain jadi?," kritik Souness.
"Lucunya, klub yang membeli pemain jadi yakni Manchester United, Chelsea, dan Manchester City, apakah persamaan di antara mereka semua? Mereka memenangkan Liga Primer."
(vws)