Jakarta, CNN Indonesia -- Pada 1 Juni 2012, kedatangan Brendan Rodgers di Liverpool disambut dengan reaksi beragam di kalangan suporter klub asal Merseyside tersebut.
Pasalnya, Rodgers menggantikan sosok populer di Anfield, Kenny Dalglish, yang baru saja mengakhiri puasa gelar Liverpool selama enam tahun terakhir dengan meraih Piala Liga 2011/12.
Selain itu, perjalanan awal Rodgers bersama Liverpool juga sempat ditandai dengan inkonsistensi The Reds di awal musim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rodgers mengawali debut dengan kemenangan 1-0 atas FC Gomel di ajang Liga Europa. Sementara itu pertandingan pertama Rodgers di Liga Primer Inggris ditandai kekalahan 0-3 dari West Bromwich Albion.
Tak hanya itu, pertemuan pertama Liverpool dengan mantan klub Rodgers, Swansea, di ajang Piala Liga ditandai dengan kekalahan 1-3 bagi kubu
The Reds.
Pada akhir 2012, Rodgers berhasil membawa tim Merseyside itu lolos ke babak 32 besar Liga Europa berkat kemenangan tipis 1-0 atas Udinese.
Namun, sebulan kemudian para Kopites--sebutan untuk pendukung Liverpool--kecewa karena tim kesayangan mereka disingkirkan Oldham Athletic di babak keempat Piala FA dengan skor 2-3.
Ketika musim pertamanya bersama Liverpool, Rodgers membawa tim itu finis di peringkat ketujuh Liga Primer--satu posisi lebih baik dibandingkan pencapaian terakhir
The Reds bersama Dalglish.
Musim berikutnya, tak tampil di kompetisi Eropa membuat Rodgers lebih fokus mengatur skuatnya untuk berlaga di kompetisi domestik.
Ia nyaris menjadi pahlawan di Anfield ketika Liverpool hampir mengakhiri musim 2013/14 dengan trofi Liga Primer di genggaman mereka.
Setelah 11 kemenangan beruntun yang membuat Liverpool memuncaki klasemen Liga Primer, harapan menjadi juara Liga Inggris kembali itu pun tipis setelah kalah 0-2 dari Chelsea pada 27 April 2014.
Hasil tersebut membuat Manchester City mengambil alih kendali perebutan gelar juara. Peluang The Reds pun berakhir setelah ditahan imbang 3-3 oleh Crystal Palace.
Sempat unggul tiga gol, Liverpool menyia-nyiakan keunggulan mereka, membuat Palace mampu menyamakan kedudukan di 11 menit terakhir. Mengakhiri mimpi kubu Anfield untuk meraih trofi Liga Primer.
Belanja Besar-BesaranSelama tiga tahun menangani Liverpool, masa kepemimpinan Rodgers turut ditandai dengan investasi besar-besaran pada bursa transfer.
Seperti dilansir
Transfermarkt, Rodgers menghabiskan hingga total 270,48 juta poundsterling selama menjadi arsitek Liverpool.
Mulai dari Joe Allen (13,3 juta pounds), Daniel Sturridge (10,5 juta pounds), Fabio Borini (9,31 juta pounds), Philippe Coutinho (7 juta pounds), Oussama Assaidi (2,8 juta pounds), serta meminjam Nuri Sahin dari Real Madrid. Rodgers total menghabiskan 47,32 juta poundsterling di tahun pertamanya bersama Liverpool.
Namun, selain Sturridge dan Coutinho yang terbukti tampil bagus dan hingga saat ini menjadi pemain kunci di Liverpool, investasi Rodgers di musim pertamanya lebih banyak ditandai dengan sejumlah kegagalan.
 Steven Gerrard (kanan) dan Luis Suarez dua bintang Liverpool yang hengkang di masa kepelatihan Brendan Rodgers. (Reuters / Alex Morton) |
Dari sejumlah muka baru yang didatangkan Rodgers di tahun pertamanya, hanya Sturridge, Coutinho, dan Allen yang hingga saat ini masih berada di Liverpool.
Sedangkan Borini, Sahin, dan Assaidi gagal meninggalkan kesan di kubu
The Reds.
Pada musim keduanya, Rodgers kembali berinvestasi di bursa transfer dengan mendatangkan Mamadou Sakho, Iago Aspas, Simon Mignolet, Luis Alberto, Tiago Ilori, dan Kolo Toure.
Selain itu
The Reds juga meminjam Victor Moses dari Chelsea dan Aly Cissokho dari Valencia. Pada musim 2013/14 itu Rodgers merogok kocek Liverpool hingga 38,84 juta poundsterling untuk mendatangkan pemain baru ke Anfield.
Kini, dari deretan nama baru di Anfield itu hanya Sakho, Mignolet, dan Toure yang masih tetap bertahan. Sisanya menjadi pembelian gagal dan berada di luar Anfield.
Aspas kini kembali ke mantan klubnya, Celta Vigo. Alberto dan Ilori juga tak kunjung mendapatkan tempat di skuat utama Liverpool dan terus dipinjamkan ke klub lain.
Setelah dua musim investasinya kurang membuahkan hasil. Rodgers kembali foya-foya di bursa transfer musim 2014/15. Total ada 106 juta poundsterling yang dikeluarkan untuk membeli pemain.
Ia mendatangkan Adam Lallana, Dejan Lovren, dan Rickie Lambert dari Southampton, lalu Lazar Markovic dari Benfica, Emre Can dari Bayer Leverkusen, Mario Balotelli dari AC Milan, dan Divock Origi yang kemudian dipinjamkan ke klub asalnya Lille.
Rodgers pun mencetak rekor karena musim itu merupakan musim dengan jumlah belanja terbesar sepanjang masa Liverpool.
Lagi-lagi Rodgers mengulangi kisah di dua musim sebelumnya. Rekrutan-rekrutan baru Liverpool kembali menjadi sorotan setelah rentetan penampilan buruk, yang berujung pada terpuruknya prestasi The Reds di Liga Primer.
Akan tetapi, FSG memutuskan tetap mempercayai Rodgers dan memberikan lampu hijau baginya untuk menghabiskan 78,34 juta poundsterling di bursa transfer musim panas ini.
Rodgers lalu mendatangkan Christian Benteke, Roberto Firmino, Nathaniel Clyne, Joe Gomez, Taiwo Awoniyi, Allan, James Milner, Danny Ings, dan Adam Bogdan, menjadi deretan nama anyar yang menjadi investasi terakhir Rodgers di Liverpool.
Secara keseluruhan, Rodgers mendatangkan 35 pemain baru (termasuk pemain muda dan pemain pinjaman) selama ia memimpin Liverpool. Namun, hanya 19 pemain rekrutannya yang hingga kini masih bertahan di Liverpool.
Sementara itu Daniel Agger, Luis Suarez, Steven Gerrard, hingga Raheem Sterling adalah para pemain yang merupakan maskot dan tokoh protagonis utama Liverpool yang hengkang selama tiga musim berturut-turut Rodgers menukangi klub itu.
(kid/kid)