LAPORAN DARI MALAYSIA

MotoGP Indonesia Bukan Ancaman untuk Malaysia

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Minggu, 25 Okt 2015 19:15 WIB
Rencana Indonesia untuk menjadi salah satu tuan rumah MotoGP mendapat dukungan dari Presiden Sirkuit Internasional Sepang, Tan Sri Mokhzani Tun Dr Mahathir.
Seorang penggemar Valentino Rossi asal Indonesia mengajak istri dan anaknya untuk menyaksikan The Doctor membalap di GP Malaysia. (CNN Indonesia/Haryanto Tri Wibowo)
Sepang, CNN Indonesia -- Rencana Indonesia untuk menjadi salah satu tuan rumah MotoGP 2017 mendapat dukungan dari Presiden Sirkuit Internasional Sepang, Tan Sri Mokhzani Tun Dr Mahathir.

Di sela perhelatan MotoGP Malaysia 2015 di Sirkuit Sepang, Tan Sri Mokhzani menyempatkan waktunya untuk berbincang dengan CNN Indonesia terkait rencana Indonesia kembali menjadi tuan rumah MotoGP.

Tan Sri Mokhzani mendukung langkah Indonesia menjadi salah satu tuan rumah MotoGP pada musim 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengusaha yang juga putra kedua mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, tersebut kehadiran Indonesia akan menyemarakan ajang MotoP di Asia Tenggara.

"Saya pikir itu ide yang bagus, karena Indonesia punya populasi yang besar. Sebuah populasi yang lapar akan ajang internasional. Jika Indonesia bisa membangun sirkuit baru atau memperbaiki Sentul, saya pikir itu akan bagus untuk MotoGP," ujar Tan Sri Mokhzani di ruang VIP Sirkuit Sentul, Sabtu (24/10). (Ikuti FOKUS: Ada Pemenang di Sepang?)

Sejak Indonesia kali terakhir menggelar MotoGP pada 1997, Malaysia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah ajang balap motor Grand Prix tersebut.

Tan Sri Mokhzani mengaku ingin melihat ajang MotoGP lebih berkembang di kawasan Asia Tenggara. Untuk itu, Tan Sri Mokhzani berharap Indonesia serius dengan rencana menjadi tuan rumah.

"Di Malaysia kami sudah memiliki MotoGP sejak lama, dan tidak ada negara lain di Asia Tenggara yang mendorongnya. Tidak ada banyak sirkuit yang memenuhi syarat untuk standar keamanan. Saya berharap Indonesia merencanakan ini dengan serius," ucap Tan Sri Mokhzani.

Tan Sri Mokhzani pun tidak menganggap Indonesia sebagai kompetitor MotoGP Malaysia. Tan Sri Mokhzani mengklaim kedua negara akan diuntungkan.

"Indonesia bukan kompetitor. Ini sangat sederhana. Indonesia punya populasi 250 juta penduduk. Sirkuit Sepang hanya bisa menampung di bawah 150 ribu penonton, jadi ini bukan kompetisi," ucap Tan Sri Mokhzani.

"Kita hanya akan meningkatkan perkembangan MotoGP di Asia Tenggara. Saya yakin masyarakat Malaysia ingin melihat MotoGP di Indonesia, dan juga sebaliknya. Komunitas ajang balap motor di Asia Tenggara sangat besar."

Wisatawan Indonesia sendiri merupakan terbanyak kedua setelah Singapura yang hadir di dua ajang balap bergengsi di Sirkuit Sepang: MotoGP dan Formula One (F1).

Dalam beberapa kesempatan wawancara CNN INdonesia dengan warga Indonesia penonton MotoGP Malaysia mereka mengaku iri melihat penyelenggaran balap motor di Sepang tersebut.

"Kami tentunya akan (lebih) memilih datang ke Sentul daripada harus ke Sepang. Kami yakin Indonesia bisa sukses menggelar MotoGP," ujar Nyonyo, WNI domisili Jakarta yang datang bersama pasangannya Winda ke Sepang.

Sementara itu seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassar, Ady Setya, meminta pemerintah Indonesia untuk tidak takut untuk menggelar MotoGP.

"Dengan antusiasme masyarakat Indonesia yang tinggi untuk MotoGP, pemerintah harusnya tidak perlu takut rugi. Itu belum ditambah dengan penonton dari negara lain," tegas Ady. (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER