Jakarta, CNN Indonesia -- Pendukung Turki jadi sorotan dunia saat mereka bersuara ketika momen 'minute of silence' atau mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati korban serangan teror di Paris. Namun ternyata sorakan yang mereka lakukan bukan berarti mereka tak menghormati para korban teror.
Sorakan pendukung Turki di pembukaan laga persahabatan Turki lawan Yunani kemudian menjadi berita yang mengisi pemberitaan banyak media di dunia ini.
Namun kemudian sejumlah klarifikasi diberikan oleh para warga Turki lewat media sosial bahwa sorakan yang ada di 'minute of silence' bukan berarti mereka tidak menghormati tragedi teror di Paris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu klarifikasi diberikan oleh Mustafa Ozsari, Mahasiswa Universitas Anadolu yang kemudian dimuat oleh situs 101 great goals.
"Mari membuat semuanya jadi jelas. Di Turki (khususnya pada pertandingan sepakbola), satu menit mengheningkan cipta digunakan para pendukung untuk berseru kepada para korban serangan teroris."
"Yang mereka serukan adalah 'Sehitler olmez, vatan bolunmez yang berarti 'Martir, mereka tidak mati, tanah air kami tak terpisahkan," kata Ozsari.
Menurut Ozsari, kebiasaan untuk bersorak atau berseru saat momen satu menit mengheningkan cipta sudah ada sejak lama, yaitu ketika organisasi teroris PKK sering menghadirkan teror di Turki.
Saat itu lebih dari 30 ribu warga Turki terbunuh selama 30 tahun masa teror PKK.
"Dalam acara apapun, bila PKK baru saja membunuh warga Turki, maka publik Turki akan menyerukan kalimat tersebut."
"Korban teroris akan selalu dianggap martir dalam budaya Turki dan tak mungkin mereka menyoraki korban teror," ucap Ozsari.
Laga antara Turki lawan Yunani sendiri berakhir tanpa gol, 0-0. Turki sendiri sudah memastikan satu tempat di Piala Eropa 2016 yang bakal berlangsung di Perancis lewat status peringkat ketiga terbaik.
(ptr)