Firman Utina Ragu Konflik PSSI-Kemenpora Segera Usai

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 04 Des 2015 21:33 WIB
Firman Utina tak yakin bahwa konflik PSSI-Kemenpora akan selesai dalam waktu singkat dan membuat Liga Indonesia kembali bergulir.
Firman Utina tak yakin konflik PSSI-Kemenpora akan selesai dalam waktu dekat. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Firman Utina mengutarakan keraguannya atas selesainya konflik PSSI-Kemenpora dalam waktu dekat bila kedua belah pihak masih sama-sama ngotot meyakini prinsipnya yang paling benar.

Kisruh antara Kemenpora-PSSI telah membuat Liga Indonesia musim 2015 berhenti di tengah jalan. Biasanya, di pengujung tahun seperti ini tiap klub sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi baru.

Bursa transfer, training camp, dan sejumlah laga persahabatan adalah aktivitas yang lazim terjadi di momen-momen pengujung tahun seperti ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tak yakin bahwa dalam waktu dekat kompetisi Liga Indonesia akan kembali bergulir bila melihat kondisi yang ada saat ini di antara Kemenpora dan PSSI," ujar Firman kepada CNN Indonesia.

Pada awalnya, Firman sempat berharap konflik PSSI-Kemenpora bisa selesai dalam waktu dekat selepas utusan FIFA datang ke Indonesia.

"Namun ternyata dari pemberitaan di media masing-masing pihak masih memegang prinsip masing-masing. Bila seperti ini terus, mungkin pada 2019 konflik PSSI-Kemenpora baru bisa selesai," ucap Firman berseloroh.

Ketiadaan Liga Indonesia musim ini diakui Firman membuat sejumlah pemain mengalami masa-masa sulit dalam segi finansial.

"Tanpa adanya kompetisi, maka para pemain bersusah payah memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mungkin hanya segelintir pemain saja yang bisa siap menghadapi situasi krisis ini karena sudah punya pemasukan di luar sepakbola."

"Saya pun banyak mendengar cerita bahwa pemain-pemain mulai menjual barang pribadi untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi yang berkeluarga, pasti kondisi saat ini akan membuat mereka semua menjadi lebih sulit karena juga harus memenuhi kebutuhan istri dan anaknya."

Selain kerugian finansial, tak adanya Liga Indonesia juga membuat para pemain tak bisa menyalurkan hasratnya untuk berkompetisi menjadi yang terbaik.

"Dalam diri pemain pastinya ada hasrat untuk bisa membawa timnya menjadi yang terbaik. Bila ada Liga Indonesia, maka ukuran tersebut akan menjadi jelas."

"Pemain bisa membawa klubnya jadi juara Liga Indonesia. Bila itu terwujud, maka ia dan klubnya bisa berlaga di level internasional mewakili Indonesia. Selain itu jika tampil baik, pemain juga memiliki peluang membela tim nasional. Hal ini yang tak bisa didapat para pemain saat ini," kata Firman. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER