Jakarta, CNN Indonesia -- Gelandang dan kapten Liverpool, Jordan Handerson, memiliki sakit tumit kronis -- sebuah kondisi yang juga dikenal dengan Plantar Fasciitis -- yang sukar disembuhkan dalam jangka waktu singkat.
Plantar Fasciitis merupakan jaringan ligamen yang menghubungkan tulang tumit dengan jari kaki seseorang. Cedera Plantar fascia menyerang orang sering yang berdiri terlalu lama, dan menyebabkan tumit atau telapak kaki sakit ketika berdiri atau berjalan.
"Rasanya tidak tertahankan. Setiap saya memijakkan kaki rasanya seperti terbakar, tertusuk, dan nyeri saraf," kata Henderson seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan saat berbaring di tempat tidur, masih terasa sakit di kaki saya.
Henderson yang baru kembali merumput setelah absen tiga bulan menyatakan bahwa kondisi ini telah berangsur-angsur membaik. Namun selalu ada pertanyaan di benaknya apakah rasa sakit itu akan kembali.
Dokter juga menyatakan bahwa tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini dengan segera. Karena itulah, meski ia telah kembali bermain, Henderson harus belajar mengatur cedera dan rasa sakit dalam masa depannya berkarier, ketimbang menyiksa dirinya dengan memaksakan diri bermain sepak bola.
Ketika tiga bulan absen, berbagai cara ia lakukan untuk mengatasi sakitnya hingga mengunjungi berbagai spesialis di seluruh dunia.
Penyakit tersebut kini masih menghantuinya dan gelandang berusia 25 tahun ini hanya bisa berharap kondisinya cepat membaik. Mantan pemain Liverpool, Jamie Carragher, dan mantan gelandang Everton, Tim Cahill, juga pernah menderita penyakit tersebut.
"Saya berbicara dengan Carra secara singkat dan kami juga berbicara dengan beberapa ahli dan dokter di seluruh dunia. Masalahnya adalah, Anda tidak akan benar-benar tahu kelanjutan dari penyakit ini. Tapi saya akan terus bermain dan melihat yang akan terjadi nanti."
Cedera ini menjadi pertimbangan tersendiri bagi manajer baru The Reds, Juergen Kloop, dalam memutuskan Henderson bermain atau tidak. Pada pertandingan Piala Liga melawan Southampton pada Rabu (2/12), pemain muda terbaik Liverpool pada musim 2011-2012 itu hanya dimainkan pada 16 menit menjelang pertandingan usai.
Hal itu pun kini mulai mengganggu Henderson.
"Anda merasa tidak berdaya ketika segala sesuatu tidak berjalan dengan baik, dan Anda ingin berada dalam tim untuk mencoba membalikkan keadaan dan membantu tim meningkat," tuturnya.
"Lalu, di sisi lain, ketika tim melakukan tugasnya dengan sangat baik, Anda ingin menjadi bagian dari itu. Anda ingin bermain. Penting bagi saya untuk turun bermain dalam pertandingan-pertandingan dan terlibat di dalamnya."
(vws)