Jakarta, CNN Indonesia -- Kekecewaan serta kemarahan sedang menghinggapi kubu suporter Liverpool. Bukan hanya sebab tim kesayangan mereka digasak Leicester City dua gol tanpa bisa membalas, termasuk pula disebabkan naiknya harga tiket di Anfield.
Seperti dilansir dari
Liverpool Echo, manajemen Liverpool telah mengumumkan kenaikan harga tiket di Stadion Anfield untuk musim 2016-17.
Seperti dilansir Liverpool Echo kenaikan harga itu mulai dari 9 poundsterling (sekitar Rp178 ribu) untuk anak-anak hingga tiket yang termahal seharga 77 poundsterling (sekitar Rp1,5 juta).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu membuat tiket musiman Liverpool untuk pertama kalinya menembus nilai termahal, yakni lebih dari 1000 poundsterling (sekitar Rp19,770 juta).
Harga tiket musiman Liverpool akan berada di kisaran 685 poundsterling (sekitar Rp13.5 juta) atau 36 poundsterling per laga (sekitar Rp711 ribu) hingga 1029 pounsterling (lebih dari Rp20 juta) atau 54 poundsterling per laga (lebih dari Rp1 juta).
Harga tiket termahal itu naik dari sebelumnya berharga 48 poundsterling (sekitar Rp950 ribu) yang diterapkan sejak 2010 silam.
"Sepak bola bukan apa-apa tanpa suporter. (Juergen) Klopp mencoba untuk menciptakan ikatan spesial dengan para suporter - harga (tiket) yang lebih tinggi akan membuat ini jadi sulit. Ini bukan hanya tentang nilai (uang). Ini tentang keseluruhan budaya di sekitar klub. Mengkomersialisasi kepada suporter tidak dapat dibenarkan," demikian keluh pemilik akun Twitter @RedRegista.
Sementara itu penggemar lainnya, Dave Jones, mengkritik sepak bola saat ini yang dipandang sebagai bisnis dan suporter hanya pelanggan, dan bisnis tidak memiliki kebiasaan untuk memberi kepada pelanggan.
"Kop harus memurahkan (harga) tiket lagi. Atmosfer di Anfield pada hari-hari ini sangat menyedihkan dan memalukan," tukas suporter lain, Ste Foston.
Kelompok suporter Liverpool, Spirit of Shankly (SOS) yang selama 13 bulan terakhir mencoba melakukan advokasi terhadap manajemen klub melontarkan kekecewaanya. SOS ingin agar harga tiket untuk kelompok suporter diturunkan hingga 70 persen atau 30 poundsterling dan menghentikan kategorisasi pertandingan.
Maksud dari kategorisasi pertandingan itu adalah harga tiket akan lebih mahal untuk pertandingan-pertandingan besar seperti Liverpool menjamu Manchester United atau Arsenal.
"Kami sebagai suporter Liverpool secara reguler menjadi korban kategoriasasi itu ketika kami mendukung pertandingan tandang dan kami tidak melihat alasan bagus itu pun harus terjadi di rumah kami sendiri," kata Juru Bicara SOS Jay McKenna.
McKenna mengatakan SOS dan Spion Kop menjadi kelompok suporter yang selama 13 bulan terakhir mencoba bernegosiasi dengan manajemen klub. Namun, pemilik klub, Fenway Sports Group (FSG), diyakini mereka tak berniat menurunkan harga tiket.
"Kami juga memasukkan proposal (usulan harga) kepada pemilik dan meminta bertemu dengan mereka namun tidak pernah ada balasan. Keputusan yang dibuat di sini (Liverpool) datangnya dari Boston (Amerika Serikat) tanpa diragukan. Kata final memang ada di tangan pemiliknya," tukas McKenna.
CEO Liverpool Ian Ayre menyatakan pihaknya akan membangun tribun baru, dan dari struktur tiket yang baru itu akan memberi inisiatif untuk para pendukung junior tim, serta fan lokal.
"Saya menghormati pendapat setiap orang," kata dia menanggapi kritik kelompok suporter,"Tetapi saya kira akan sangat salah untuk menyebarkan pandangan bahwa kami tidak mendengarkan dan tidak melihat ke persoalan inti."
Ayre mengklaim meski ada kenaikan, pihaknya memberikan presentase yang besar tiket dengan harga adil untuk pendukung lokal dan anak muda dari kota Liverpool.
"Apa kalau harga turun cukup banyak maka setiap orang akan bahagia? Tidak, tentu saja tidak. Seperti yang saya katakan sebelumnya mencoba menyenangkan semua orang adalah hal yang mustahil."
(kid)