Jakarta, CNN Indonesia -- Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar merupakan bintang besar yang bisa jadi pemeran utama dimanapun mereka berada. Namun ketika mereka bertiga di Barcelona, Messi-Suarez-Neymar lancar-lancar saja berbagi peran di lini depan Barcelona.
Saat Neymar datang ke Barcelona, sempat ada kekhawatiran bahwa Neymar tak akan mampu berkembang di 'Blaugrana' lantaran faktor Messi.
Gaya main Neymar yang mirip dengan Messi, gemar menggiring bola dan menerobos pertahanan lawan, dianggap akan 'bertumpuk' dengan Messi dan menyebabkan kekacauan dalam skema permainan Barcelona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun begitu ketika Suarez datang setahun kemudian. Suarez yang sukses jadi bomber mematikan di Liverpool dianggap salah langkah dengan menerima pinangan Barcelona.
Lini depan Barcelona disebut sudah terlalu padat dengan keberadaan Neymar dan Messi. Bila Suarez ikut bermain, maka ruang gerak di lini depan akan penuh sesak.
Namun ternyata yang terjadi di musim 2014/2015 adalah sebuah fenomena luar biasa yang bisa dikenang dalam sejarah sepakbola. Trio Messi-Suarez-Neymar menjelma jadi trisula mematikan bagi lawan-lawan.
Trio ini mencetak 122 gol sepanjang musim lalu dan jadi pemeran utama dalam keberhasilan Barcelona meraih lima trofi juara.
Dan di musim ini mereka menunjukkan bahwa sensasi mereka musim lalu bukanlah sebuah sensasi sekejap. Meskipun sempat diganggu cederanya Messi, trio ini mampu menunjukkan bahwa mereka tetap trio yang sama berbahayanya seperti musim lalu.
Redam EgoisMessi, Suarez, dan Neymar adalah bintang besar namun mereka sukses memadamkan ego mereka masing-masing saat mereka tampil bersama. Inilah alasan dasar mereka bisa bersinar bersama-sama saat bermain bertiga.
Ketidakegoisan mereka inilah yang membuat lini pertahanan lawan tidak pernah terasa sesak untuk Trio MSN. Dalam ruang di lini pertahanan lawan yang sempit itu, Messi, Suarez, dan Neymar seolah tak menemukan batas.
Messi, Suarez, dan Neymar bisa berlari kesana-kemari tanpa khawatir bertabrakan dan salah pengertian. Mereka bisa dengan mudah mengerti posisi satu sama lain dan tak kesulitan bertukar posisi, dari satu sisi ke sisi lainnya.
Tak perlu melihat terlalu jauh, aksi Messi-Suarez-Neymar di tiga pertandingan terakhir sudah bisa menggambarkan kehebatan kombinasi mereka. Dalam durasi tersebut, Messi mencetak tiga gol, Neymar membukukan dua gol, dan Suarez memborong lima gol.
Mayoritas gol-gol yang tercipta dari kaki Messi, Suarez, dan Neymar pun berawal dari kombinasi mereka bertiga.
Messi, Suarez, dan Neymar bukanlah tipe striker nomor sembilan yang hanya berdiam di kotak penalti. Mereka rajin menjemput bola hingga sepertiga lapangan dan melakukan kombinasi umpan-umpan atau aksi individu dari sana.
Hal inilah yang membuat Messi-Suarez-Neymar tak pernah 'berebut bola', beda halnya bila mereka bertiga terus menunggu di sekitaran kotak penalti.
Messi-Suarez-Neymar paham mereka harus bekerja sama untuk menerobos pertahanan lawan sambil sesekali mengejutkan dengan aksi individu.
Kembali ke penekanan ego, Messi-Suarez-Neymar paham bahwa mereka harus saling bergantian mengambil peran. Terkadang Messi yang berlari menjemput bola dan Suarez serta Neymar menunggu di kotak penalti, atau bisa jadi Suarez yang berjibaku dengan lawan untuk menghadirkan umpan matang bagi Neymar dan Messi.
Tak pernah ada pola baku diantara mereka bertiga, tentang siapa yang harus jadi pengumpan dan siapa yang jadi penyelesai serangan.
Alur serangan Messi-Suarez-Neymar tak akan pernah terduga bakal berakhir dimana dan sepanjang itulah lini pertahanan lawan selalu jadi taman bermain untuk mereka.
(ptr)