Komisi X Pesimistis Bisa Kucurkan Rp50 Miliar untuk Rio

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Kamis, 03 Mar 2016 14:37 WIB
Menurut Ketua Komisi X DPR RI, lebih baik dana untuk Rio Haryanto menggunakan dana promosi 'Wonderful Indonesia' milik Kementerian Pariwisata.
Rio Haryanto masih membutuhkan dana 7 juta euro untuk dibayarkan kepada Manor Racing. (REUTERS/Sergio Perez)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi X pesimistis dengan niatan Kemenpora untuk mengajukan dana bantuan pemerintah sebesar Rp50 miliar untuk pebalap Formula Satu (F1), Rio Haryanto. Jumlah itu sendiri menurun dari rencana awal pemerintah yang mengatakan akan menggelontorkan hingga 100 miliar.

Rio saat ini memang masih membutuhkan sekitar 7 juta euro (Rp102 miliar) untuk mengamankan posisinya sebagai salah satu pebalap tim Manor.

"Soal dana Rp 50 miliar itu sempat disampaikan Kemenpora, tapi pembahasannya baru pada Rapat APBNP di bulan Mei. Dan itu akan terlambat dari tenggat waktu pembayaran Rio. Kami pesimistis negara punya dana untuk tambahan di bidang olahraga dan sektor lainnya."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan kondisi perekonomian sekarang, kami tidak yakin," kata Riefky saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com , Kamis siang (3/3).

Upaya penggalangan dana terus dilakukan Kemenpora untuk bisa meneruskan karier Rio di F1 hingga akhir musim. Berbagai cara dilakukan, mulai dari bernegosiasi dengan perusahaan swasta, hingga niatan Menpora Imam Nahrawi memotong gajinya dan karyawannya.

Namun Riefky berpikir pemotongan gaji bukan ide yang baik. "Sebaiknya tidak potong gaji, karena beban PNS sudah cukup berat," katanya.

Riefky lantas menyarankan agar Kemenpora berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dalam memberikan dukungan terhadap atlet profesional indonesia, sebagai salah satu duta promosi kampanye WonderfulIndonesia.com. .

Menurutnya, hal itu memiliki peluang lebih besar untuk mendukung Rio di F1, karena Komisi X menyetujui anggaran promosi mancanegara Kementerian Pariwisata sekitar Rp3 triliun untuk mendatangkan turis asing untuk datang ke Indonesia.

Pemerintah, ucap Riefky, punya target cukup tinggi agar kehadiran turis bisa menambah pendapatan negara.

"Untuk itu, dilakukan promosi yang cukup besar di berbagai media di luar negeri, papan reklame, iklan, majalah, TV komersial, media dalam jaringan, dan seterusnya.

"Bentuk-bentuk promosi itu ada hitung-hitungannya. Apa bedanya memaparkan billboard di China, dengan menuliskan 'Wonderful Indonesia' mobil di Rio Haryanto?," ucapnya. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER