Seven Summits: dari Fisik Hingga Rp500 Juta Per Puncak

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2016 18:00 WIB
Untuk menyelesaikan misi Seven Summit bukan hanya dibutuhkan persiapan tenaga, tapi juga biaya setinggi puncak gunung Himalaya.
Perjalanan tim pendaki putri Mahitala Universitas Parahyangan yang tergabung dalam The Woman Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (Wissemu) di Gunung Aconcagua, Argentina. (Dok. Mahitala Unpar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menyelesaikan misi menaklukkan tujuh puncak dunia bukan hanya persoalan mental dan tenaga. Diperlukan biaya selangit untuk menyelesaikan misi tersebut.

Itulah pula yang dialami tim pendaki perempuan, tiga mahasiswi asal Universitas Parahyangan, Bandung, The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition (WISSEMU).

Sudah empat puncak dilalui, terakhir adalah puncak Aconcaqua di Argentina pada akhir Januari silam. Tinggal tiga puncak lagi yang dituju berturut-turut yakni Vinson Massif di Antartika, puncak Denali di Alaska, serta puncak tertinggi dunia Everest di Nepal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga menuju puncak Aconcagua, tim WISSEMU terdiri atas tiga mahasiswi yakni Fransiska Dimitri Inkiriwang (22), Mathilda Dwi Lestari (22) Dian Indah Carolina (20). Sayang, Dian tak bisa mencapai puncak Aconcagua karena kondisi kesehatan yang menurun saat Summit Attack. Tersisa Fransiska dan Mathilda yang kini memiliki harapan tim perempuan Indonesia pertama yang mencapai tujuh puncak dunia.

Namun, ada hal lain yang perlu dikumpulkan mereka yakni dana. Fransiska mengakui saat ini timnya tengah mengumpulkan dan mencari bantuan dana untuk misi Seven Summits mereka yang kelima yaitu menuju puncak Vinson (4897 mdpl).

"Kami cari sponsor dari perusahaan di luar. Unpar selalu membantu pendakian kita. Di Aconcagua kemarin, Unpar memberi bantuan secara penuh. Ke depan kita masih cari sponsor lagi," kata Fransiska yang akrab disapa Didi kepada CNNIndonesia.com .

Didi memperkirakan perjalanan mereka berikutnya akan lebih mahal dari yang sebelumnya. Sebagai gambaran, setiap perjalanan yang telah mereka tempuh rata-rata membutuhkan dana Rp500 juta.

"Kami terbang selalu membawa nama Indonesia. Kami mencoba untuk menjadi tim putri Indonesia pertama yang mencapai tujuh puncak dunia. Kami mohon agar pemerintah tetap memberikan bantuan. Kami juga masih tetap minta bantuan, dukungan, dan doa dari segala macam pihak," kata Fransiska yang merangkap tugas sebagai ketua tim ekspedisi.

Senada, Mathilda pun berharap agar perjalanan berikutnya tidak ada hambatan soal dana. "Ini ekspedisi kita bersama, ekspedisi anak muda Indonesia," ucapnya.

Beberapa waktu lalu Tim Wissemu mengaku sudah berkoordinasi dengan Walikota Bandung, Ridwan Kamil, untuk meminta bantuan pada misi berikutnya. Selanjutnya, mereka juga berencana bertemu dengan Gubernur Jawa Barat dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Selain itu, Tim Wissemu pun sudah meminta bantuan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

"Mereka (pihak Kemenlu) memberi kami surat rekomendasi. Jadi ketika di negara tujuan, ada KBRI yang membantu dan menerima kami," ucap Didi.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER