Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Bayern Munich, Pep Guardiola, mengakui timnya diuntungkan dengan keputusan pelatih Juventus Massimiliano Allegri yang mengganti Alvaro Morata dengan Mario Mandzukic pada pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions di Allianz Arena, Rabu (16/3) malam waktu setempat.
Bayern harus susah payah untuk mengalahkan Juventus 4-2 di leg kedua. Franck Ribery dan kawan-kawan bahkan tertinggal dua gol lebih dulu di babak pertama lewat gol Paul Pogba dan Juan Cuadrado.
Di babak kedua Bayern berhasil menyamakan kedudukan lewat Robert Lewandowski dan Thomas Mueller. Sementara dua gol penentu sukses Bayern di babak tambahan diciptakan Thiago Alcantara dan Kingsley Coman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai pertandingan, Guardiola mengaku timnya diuntungkan dengan keputusan yang diambil Allegri di babak kedua. Ketika Bayern tertinggal dua gol, Allegri mengganti Morata dengan Mandzukic pada menit ke-72.
Ditarik keluarnya Morata dianggap Guardiola sebagai keuntungan bagi Bayern. Pasalnya, kecepatan yang dimiliki mantan pemain Real Madrid itu berhasil membuat lini belakang Die Roten kerepotan.
"Sulit bagi kami untuk menghadapi Morata, tapi ketika Mandzukic masuk kami mampu mengontrol jalannya pertandingan. Mandzukic berbahaya di kotak penalti, maka kami tidak biarkan dia ada di sana," ujar Guardiola seperti dilansir
Football Italia.
"Kami hanya menyesal dengan cara kami memulai pertandingan dan berharap belajar dari hal tersebut di pertandingan perempat final. Anda harus mengalahkan tim besar untuk menjuarai Liga Champions, dan permainan Juventus mengesankan saya."
Direktur eksekutif Juventus, Beppe Marotta, memprotes keputusan wasit Jonas Eriksson yang menganulir gol Morata di babak pertama karena offside. Guardiola menganggap tim sebesar Juventus tidak pantas protes kepemimpinan wasit.
"Juventus klub yang terlalu besar untuk memprotes hal ini. Ketika Anda kalah, Anda menjabat tangan lawan dan pulang. Anda puji lawan. Mungkin gol itu tidak offside, tapi hal seperti itu bisa terjadi di sepak bola," ucap Guardiola.
"Kami mampu membalikkan keadaan dengan penampilan emosional, bukan karena perubahan taktik," sambungnya.
(har)