Jakarta, CNN Indonesia -- Jose Mourinho dinilai sebagai pelatih yang cukup rewel dalam mengatur segala hal secara detail, termasuk di Chelsea. Tempramennya juga dikenal cukup tinggi ketika dalam situasi tertekan.
Namun, sebagian pihak berpendapat, itu masih belum seberapa dibandingkan dengan karakter Antonio Conte yang sangat tempramental, perfeksionis, tertutup dan rewel dalam hal-hal detail.
Baru-baru ini media-media di Italia mencoba mengupas bagaimana pendekatan sangat ketat Conte di timnas Italia. Ulasan itu sekadar membayangkan yang akan terjadi nanti ketika mantan juru taktik Juventus itu dipastikan ke Stamford Bridge.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara jejak pendekatan detail dan perfeksionis Conte pun sempat terungkap di area makan timnas Italia di Centro Technico Federale di Coverciano, Florence.
Mendekati beragam stan menu makanan, para pemain dibombardir dengan pesan dan instruksi pelatih yang dicetak dalam 14 poster di sekitar dinding.
Mereka diperintahkan soal cara mengkonsumsi protein, lemak, karbohidrat, sekaligus mengingatkan keuntungan dari menu makanan sehat untuk atlet.
Para pemain ini juga 'dipaksa' untuk menambah suplemen mereka dengan camilan dari Rhadiola Rosea dan Goji Berry kering.
Rhadiola Rosela adalah sejenis suplemen dari China berupa tanaman berbunga, diambil dari iklim dingin yang diambil akarnya. Suplemen herbal itu biasa disebut dengan Akar Emas dan pertama kali digunakan para pendaki Gunung Everest.
Manfaat utamanya untuk mendongkrak kekuatan dan daya tahan stamina, serta mengurangi kelelahan, terutama di dataran tinggi.
Sedangkan Goji Berry merupakan sejenis buah beri. Tumbuhan itu baru-baru ini lazim dikenal di Eropa, untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit, terutama disebabkan karena kelelahan.
"Ketika sejumlah atlet yang termotivasi dan berlevel tinggi bertanding, batas antara kekalahan dan kemenangan sangat tipis. Jadi saat semuanya sama, nuttrisi yang bisa membedakan," demikian kata-kata wejangan Conte yang ditulis dalam salah satu poster di ruang makan.
Mantan pelatih Juventus itu juga amat menginstruksikan pemain untuk mengonsumsi sarapan sehat setiap hari kepada pemainnya. Conte bahkan menjelaskan secara rinci bahwa cadangan glukosa yang tersimpan dalam otot akan rusak dan memperlambat kerja liver.
Pada gilirannya, itu akan memperlambat kerja otak dan sangat menghambat permainan di lapangan. "Untuk menhindari itu, pastikan mengonsumsi kombinasi protein, lemak, karbohidrat dan sejenis makanan bergizi lainnya," tulis Conte seperti terdapat dalam salah satu poster berukuran A3 yang ditempel ditembok.
Beberapa poster yang sempat difoto tersebut juga pernah dimuat oleh salah satu koran lokal di Italia. Alhasil, Conte semakin memperketat ruang makan timnya setelah kejadian itu, steril dari semua pihak kecuali pelatih, pemain, dan staf.
Belum lagi, pelatih berusia 46 tahun itu dikenal sebagai pelatih yang sangat menjaga kerahasiaan dapur taktiknya di tim. Salah satu contohnya adalah sekeliling lapangan latihan timnas Italia yang dipasang jaring tertutup. Sebab, ia curiga bakal ada wartawan yang bisa mengambil foto dari atas apartemen.
Conte juga sangat selektif memilih wartawan yang diundangnya untuk sesi wawancara eksklusif. Ketika satu atau dua jurnalis diundang, mereka harus meninggalkan telepon dan kamera di luar gerbang.
Pria yang membawa Juventus meraih tiga kali juara Liga Italia Serie A ini juga dikenal sebagai sosok yang tempramen dan berapi-api. Ia sangat tidak mentoleransi persaingan ego di antara pemain begitu pula melihat pemain yang santai.
Sedikit saja terlambat, Conte akkan tanpa ampun menghukum pemain itu. Kasus tersebut pernah menimpa Paul Pogba di Juventus, ketika ia masih melatih.
Pogba masuk dalam salah satu pemain yang akan diturunkan menghadapi Pescara. Namun, namanya langsung dicoret begitu ia hanya terlambat satu atau dua menit.
(bac)